Ahmad Alfajri – Cara Membangun Keluarga Harmonis Dalam Islam
Semua orang mendambakan Kebahagiaan rumah tangga bersama pasangan tercinta. Namun tidak sedikit bahtera rumah tangga hancur berantakan dihantam gelombang.
Syariat Islam memiliki tiga cara agar keharmonisan rumah tangga yang dibina oleh umat, selamat dari terpaan gelombang dan badai.
Daftar Isi
Tiga Cara menjaga keharmonisan rumah tangga
Jika 3 cara ini dijaga dan dipelihara dengan baik maka keharmonisan rumah tangga juga akan terjaga hingga hari tua. Ya. Bahkan sampai ke surga.
Menjadikan pasangan sebagai sahabat
Salah satu hal penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga adalah menjadikan pasangan sebagai sahabat. Meskipun dari segi kewajiban, kedua pasangan memiliki kewajiban yang berbeda.
Dengan menjadikan pasangan sebagai sahabat maka akan lahir sikap kebersamaan. Tidak ada satu pihak yang merasa dirinya lebih baik. Keduanya berdiri pada posisi yang sama dan saling melengkapi atas kekurangan pasangannya.
Meskipun fisik kedua pasangan tercipta secara berbeda, tapi keduanya berada pada 1 posisi. Coba perhatikan, dalam Alquran saja tidak pernah sekalipun istri disebut dengan kata Zaujah (istri).
Justru lafaz yang sering digunakan untuk istri adalah zaujun. Sejarah bahasa, zaujun bermakna suami. Tetapi dalam Alquran, kata istri sering disebut dengan zaujun (suami). Ini memberikan petunjuk bahwa istri berada pada posisi yang sama dengan suami (pendamping).
Berikut ini ayat-ayat Alquran yang menyebutkan kata istri menggunakan lafaz zaujun (suami).
surat an-nisa ayat 1
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya…”
Surat Al A’raf ayat 129
هُوَ ٱلَّذِی خَلَقَكُم مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنۡهَا زَوْجَهَا
“Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya”
Lafaz Zaujun dalam bahasa Arab biasanya bermakna suami. Sedangkan lafaz Zaujah biasanya bermakna istri. Tetapi dalam 2 ayat di atas, Quran menyebutkan lafaz Zaujun dan bermakna istri.
Dalam tafsir Tahrir wa tanwir, Ibnu asyur menjelaskan bahwa penyebutan dalam Alquran seperti itu menunjukkan bahwa ketika seorang pria dan wanita sudah diikat dalam satu tali pernikahan maka keduanya memiliki kesetaraan sebagai Belahan Jiwa bagi pasangannya.
Dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 195, Allah menyebutkan bahwa dihadapan-Nya tidak ada perbedaan laki-laki dan perempuan. Keduanya sama di sisi Allah:
اَنِّيْ لَآ اُضِيْعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنْكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍ
“… Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain…”
kesetaraan antara suami dan istri juga terindikasi dari firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat ke 187:
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
“…Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka…”
Dalam tafsir Al wasith, Syekh Sayyid tantawi menerangkan bahwa ayat ini menunjukkan tentang hubungan suami dan istri. Keduanya berada ada pada posisi yang tidak dapat dipisahkan. Seolah-olah masing-masing keduanya menjadi pakaian bagi pasangannya.
Semakin Bertambah semangat beribadah
Menambah semangat beribadah adalah salah satu aspek terpenting untuk membina rumah tangga yang harmonis. Harus diakui bahwa allah-lah yang menaruh rasa cinta dan kasih kepada pasangan.
Kita juga harus tahu bahwa Allah memiliki sifat mampu membolak-balikkan hati (Muqallibal Qulub). Dan yang sangat dikhawatirkan adalah ketika semangat beribadah dalam rumah tangga semakin menurun maka akan turun murka Allah.
Diantara bentuk murka Allah adalah membolak balikkan hati manusia. Rasa yang pada awalnya bagaikan Cinta mati, berubah menjadi benci. Efeknya, Rasa tenang dan tenteram dalam rumah tangga hancur berantakan.
Dalam Alquran surat ar-rum ayat 21, Allah berfirman:
وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِۦۤ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَ ٰجࣰا لِّتَسۡكُنُوۤا۟ إِلَیۡهَا وَجَعَلَ بَیۡنَكُم مَّوَدَّةࣰ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِی ذَ ٰلِكَ لَـَٔایَـٰتࣲ لِّقَوۡمࣲ یَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”
Berdoa untuk pasangan
Salah satu cara untuk melestarikan keharmonisan rumah tangga adalah berdoa untuk pasangan masing-masing. Berdoa adalah tanda cinta seseorang. Dan doa yang dianjurkan untuk pasangan sesuai dalam Alquran surah al-furqan ayat 74:
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa’,”
Salah satu ciri orang yang Shalih adalah senantiasa berdoa kepada kekasihnya dan keturunannya.
Dalam kehidupan rumah tangga akan nampak perilaku seorang suami atau istri. Salah satu perilaku positif tanda cinta adalah sering berdoa kepada pasangannya. Gaya hidup mereka biasanya lembut, tidak main pukul, tidak ngomong kasar dan saling sayang menyayangi.
Inilah cerminan dari sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi:
قال رسول الله خياركم خياركم لنساءكم لا يضربن أحدكم ظعينته ضربه أمته
Rasulullah bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istri. Janganlah kalian pukul istri kalian seperti halnya kalian memukul budak-budak kalian
Keluarga tidak harmonis Dalam Islam
Sangat menarik dicermati bahwa Alquran menggunakan redaksi lafadz yang berbeda untuk menunjukkan keluarga bahagia dengan keluarga yang tidak bahagia.
Keluarga yang hidup dalam keharmonisan, lafaz yang digunakan sebagai penyebutan istri menggunakan Zaujun. Sedangkan keluarga yang hidup dalam ketidak harmonisan, lafaz yang digunakan sebagai penyebutan istri adalah imraatun (wanita).
Ada beberapa istri yang disebutkan dalam Alquran menggunakan redaksi imraatun, yaitu:
Istri nabi Nuh dan istri Nabi Luth
Dalam sejarah disebutkan bahwa istri nabi Nuh dan istri Nabi Luth tidak mau beriman dan Ingkar kepada suami mereka. Istri nabi Nuh dan Nabi Luth disebutkan dalam Alquran menggunakan lafaz imraatun.
Dalam surat at-tahrim ayat 10 Allah berfirman:
ضَرَبَ ٱللهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍ
“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth…”
Sekian saja artikel kami tentang cara membangun keluarga bahagia dan harmonis sesuai dengan petunjuk Islam. Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.
One Comment