
Sofyan – Cara Mengendalikan Hawa Nafsu Amarah

Marah dalam pengertian ghadab artinya merasa tidak senang dan panas hati karena suatu peristiwa atau sebab-sebab tertentu.
Marah adalah sifat alamiah yang ada pada manusia, namun diantara mereka ada yang bisa mengendalikan nya ada juga yang tidak bisa.
Maka itulah Islam mengajarkan untuk bisa mengendalikan marah.
Daftar Isi
Nafsu Amarah
Nafsu amarah selalu mendorong diri manusia untuk melahirkan perbuatan, sikap, dan tindakan kejahatan atau syahwat hewani dan kesenangan kepada kejahatan.
Kecenderungan ini begitu kuat, sehingga banyak orang dibuat tak berdaya, kecuali sedikit orang yang mendapat rahmat dari Allah Swt
Memang sifat marah merupakan tabiat manusia, karena mereka memiliki nafsu yang cenderung ingin selalu dituruti dan tidak mau ditolak keinginannya.
Nafsu amarah adalah satu musuh dalam (musuh batin) yaitu nafsu yang selalu memerintahkan kepada keburukan dan jauh lebih berbahaya dibandingkan musuh-musuh yang lainnya.
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya amarah itu datangnya dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu” (HR. Abu Daud, no. 4784 Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan)
Di samping itu juga sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan oleh setan dalam hati manusia untuk merusak agama dan diri mereka.
Karena dengan kemarahan, seseorang bisa menjadi gelap mata sehingga melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang berakibat buruk bagi dirinya.
Oleh karena itu, umat Islam yang bertakwa kepada Allah Swt. Meskipun tidak luput dari sifat marah, akan tetapi karena mereka selalu berusaha melawan keinginan nafsu Sehingga mereka mampu meredam kemarahan mereka.
Allah berfirman:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS.ali- Imran [3]: 134).
Bahaya Marah
Marah akan mengakibatkan bahaya besar baik bagi pelakunya maupun orang lain.
Berikut ini sedikit dari sekian banyak bahaya marah.
- Bagi diri sendiri
akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi, sehingga membuka peluang terkena serangan jantung, cepat tua, gangguan tidur, gangguan pernapasan, sakit kepala, struk dan depresi
- Bagi orang lain dan lingkungan
keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah bukan menyelesaikan masalah, menimbulkan kerusakan hubungan dengan teman, dapat merusak keharmonisan keluarga, bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan, bisa mengakibatkan pembunuhan
Cara Menundukkan Marah
Sebagaimana diketahui bahwa obat atas setiap penyakit seperti virus-virus dan faktor penyebab timbulnya penyakit itu harus dapat dihilangkan.
Karena itulah untuk bisa mengobati marah kita juga harus tahu sebab-sebabnya.
Sebab-sebab marah antara lain karena tidak kuat menahan nafsu, sombong, ujub, banyak melakukan sendau gurau, perbuatan yang sia-sia, melecehkan orang lain, menghina, berdebat, bertengkar, berkhianat, serta cinta kepada harta dan kedudukan.
Semua itu merupakan perangai yang buruk dan tercela dalam Islam. Seseorang tidak dapat terhindar dari amarah apabila masih ada sifat-sifat itu.
Dengan riyadah
Cara menundukan sifat-sifat tercela marah diperlukan pelatihan diri (riyadah) dan kesabaran dalam menghadapi segala rintangan.
Riyaadah yang diperlukan diantaranya adalah dengan mengetahui akibat-akibat buruk dari sifat-sifat tersebut.
Setelah itu menerapkan dalam diri anda kebalikan dari sifat-sifat itu, misalnya sombong dengan tawadhu’, haus harta dengan qana’ah, dan lain sebagainya.
Selain itu dengan memperbanyak berzikir, membaca ta’awudz, beristighfar, dan memberi maaf. Sifat-sifat mulia ini terus diterapkan dalam diri.
Memang memerlukan waktu yang cukup lama hingga merasa ringan mengerjakannya karena sifat itu telah menyatu dalam dirinya.
Mujahadah
Berusaha sungguh-sungguh dengan sekuat tenaga menahan hawa nafsu untuk tidak melampiaskannya kepada kemarahan, dan menyadari akan dampak negatifnya bila melampiaskan marah.
Menahan hawa nafsu
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan meminta diberi wasiat. Lalu Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
“Dari Abu Hurairah ra. Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw.: Berilah wasiat kepadaku. Sabda Nabi Saw.: Janganlah engkau marah. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda Beliau: Janganlah engkau marah”. (HR. Bukhari)
Dalam kitab adab al-Dunya wa al-Din, Imam al-Mawardi mengemukakan beberapa metode penyembuhan marah yaitu dengan cara yang pertama, menimbulkan rasa takut (khauf) kepada Allah, yang kedua menyadari dampaknya dan yang ketiga menyadari betapa besar pahalanya bila mampu menahannya.
Hikmah Menghindari Marah
Tak tanggung-tanggung, Allah menjanjikan surga bagi mereka yang menahan amarah dan memaafkan.
Mereka akan disukai oleh Allah Swt. Sesama manusia, dan juga malaikat- Nya. Mendatangkan kebaikan, di tempatkan di surga. Selain itu orang yang bisa menahan marah akan mempermudah urusan dan memperlancar rezeki.
Simak penjelasan Aa Gym tentang Nafsu Amarah kendaraan Syaitan dalam video di bawah ini:
One Comment