Kumpulan Doa Doa

Doa Nurbuat, Keutamaan dan Khasiatnya

Ahmad Alfajri – Doa Nurbuat dan khasiatnya

Doa Nurbuat

Doa Nurbuat merupakan sebuah doa yang sangat populer dan banyak diamalkan oleh masyarakat. Banyak yang sudah mengakui khasiat dan faedah mengamalkan doa Nurbuat. Bagi sebagian masyarakat, Doa Nurbuat ini dianggap sebagai doa pemikat atau doa pengasih.

Pada artikel kali ini kami ingin menulis tentang asal usul dan pandangan terhadap doa Nurbuat dan khasiatnya. Sebab, ada sedikit suara yang mengklaim bahwa mengamalkan doa Nurbuat adalah sesat. Benarkah Doa Nurbuat itu Sesat?

APA ITU DOA NURBUAT?

Doa Nurbuat berasal dari dua kata dalam Bahasa Arab yang sudah di Indonesiakan. Kata dasarnya Nur dan al-Nubuwwah (نور النبوة), dan dalam lisan masyarakat populer sebagai Nurbuat. Nur al-Nubuwwah jika diterjemahkan bermakna cahaya kenabian.

Doa Nurbuat terdapat dalam sebuah kitab yang sudah sangat populer bagi masyarakat Indonesia, yaitu Kitab Majmuk Syarif. Dalam Kitab Majmu Syarif tersebut terdapat Surat Surat pilihan seperti Yasin dan al-Waqiah. Selain Surat Al-Quran, terdapat juga doa doa khusus, diantaranya adalah Doa Nurbuat.

Baca Juga : Doa samadiyah dan Tahlil

Baca Juga : Doa dan khasiat Shalawat Munjiyat

Doa Nurbuat dan Khasiatnya

Doa Nurbuat dan khasiatnya dari aspek Mujarabbah terbukti mustajabah. Sosok yang melazimi doa Nurbuat dengan ikhlas akan terlihat kharismatik, hingga musuh saja merasa segan.

Diantara khasiatnya adalah rumah dan isinya akan aman dari gangguan iri dengki orang lain seperti sihir dan santet, jika dibaca saat keluar dari rumah. Dan tentunya, khasiat yang sudah diakui oleh masyarakat yaitu dapat segera menemukan jodoh yang tepat dan serasi.

DALIL DASAR DOA NURBUAT

Jika ditelaah periwayatan daru Ibnu Asakir, jelaslah bahwa beberapa kalimat awal dalam Doa Nurbuat berasal dari Hadis Jibril. Saat itu, Jibril mengajarkan Nabi redaksi doa kesembuhan untuk mengobati mata Hasan dan Husain.

Hadis Ibnu Asakir

Berikut ini adalah Hadis periwayatan Ibnu Asakir yang dikutip oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir;

عن علي – رضي الله عنه – : ( أن جبريل أتى النبي صلى الله عليه وسلم فوافقه مغتماً فقال : يا محمد ، ما هذا الغم الذي أراه في وجهك ؟ قال ” الحسن والحسين أصابتهما عين ” قال : صدِّق بالعين ، فإن العين حق ، أفلا عوذتهما بهؤلاء الكلمات ؟ قال : ” وما هن يا جبريل ” قال : قل اللهم ذا السلطان العظيم ، ذا المن القديم ، ذا الوجه الكريم ، ولي الكلمات التامات ، والدعوات المستجابات ، عافِ الحسن والحسين من أنفس الجن وأعين الإنس , فقالها النبي صلى الله عليه وسلم فقاما يلعبان بين يديه ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم : ” عوّذوا أنفسكم ونساءكم وأولادكم بهذا التعويذ ، فإنه لم يتعوذ المتعوذون بمثله

Dari Ali bin Abi Thalib bahwa malaikat Jibril datang pada saat Nabi sedang tampak sedih. Jibril bertanya: Wahai Muhammad, kenapa wajahmu tampak sedih? Nabi menjawab: Hasan dan Husain sedang sakit mata.

Jibril berkata: sembuhkan matanya karena mata punya hak. Apakah kamu tidak mendoakan keduanya dengan kalimat-kalimat itu? Nabi bertanya: Kalimat apa? Jibril menjawab: Katakan “اللهم ذا السلطان العظيم ذا المن القديم ، ذا الوجه الكريم ، ولي الكلمات التامات ، والدعوات المستجابات ، عافِ الحسن والحسين من أنفس الجن وأعين الإنس”

Kemudian Nabi mengucapkan doa tersebut maka Hasan dan Husain langsung dapat berdiri dan bermain di sekitar Nabi. Nabi bersabda: mintalah perlindungan untuk dirimu, istrimu dan anak-anakmu dengan doa ini.

Doa Jibril

Oleh sebab itu, Doa Nurbuat juga sering disebut sebagai Doa Jibril. Kemungkinan besar, ulama penemu Doa Nurbuat ini mengagungkan Doa Jibril dan ditambah dengan redaksi doa doa yang lain. Sehingga jadilah Doa Nurbuat seperti yang kita kenal.

Dari aspek teks, Teks Doa Nurbuat pada bagian awal merupakan doa kutipan dari Hadis periwayatan Ibnu Asakir. Dan teks sesudahnya bukanlah bagian dari Hadis Jibril, tetapi tambahan dari ulama.

HUKUM DOA NURBUAT DAN DOA LAIN YANG BUKAN DARI NABI

Bolehkan berdoa mengunakan Doa Nurbuat dan doa doa lain yang redaksi bukan bersumber dari Nabi?. Jawabannya tentu saja boleh, sebab tidak larangan berdoa dengan berbagai bahasa dan juga redaksi. Tetapi yang lebih utama adalah menggunakan teks yang berasal dari Nabi.

Hal ini, sesuai dengan fatwa Imam al-Manawi dalam Kitab Faidhul Qadir:

ويسن لهم الدعاء له بحضرته وفي غيبته بالمأثور وبغيره، والمأثور أفضل

Dan disunnahkan bagi mereka berdoa untuk orang yang meninggaldi dekatnya, atau dari jauh dengan doa ma’tsur (berasal dari nash Quran atau hadits), atau dengan doa yang lain (redaksi sendiri). Tetapi doa ma’tsur lebih utama.

Point terpenting pada topik Doa adalah tidak boleh ada satupun kalimat yang digunakan dalam untaian doa yang bertentangan dengan Syariat Islam. Jika ada mantera yang disisipkan dalam rangkaian doa, maka doa tersebut perlu diwaspadai.

Doa Dalam Shalat

Topik tentang doa yang dibacakan dalam Shalat, terdapat perbedaan ulama mengenai hal tersebut. Perlu digaris bawahi, doa yang dibaca dalam Shalat, bukan sebelum dan sesudah Shalat. Perbedaan pendapat muncul dalam menyikapi permasalahan apakab boleh menggunakan redaksi doa yang bukan bersumber dari Al-Quran dan Hadis?

Adapun Doa yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis, terdapat ijma’ (konsensus) ulama tentang kebolehannya. Cuma Imam al-Nakh’i, Thawus dan sebagian ulama dalam Mazhab Hanafi yang berpandangan hanya redaksi Doa dari Al-Quran saja yang dibolehkan. Sedangkan, redaksi doa dari Hadis, tetap tidak dibolehkan.

Adapun redaksi Doa yang bersumber dari para Sahabat Nabi, dihukumkan juga boleh. Kecuali Imam Nakh’i, Thawus dan sebagian Ulama Hanafiyah lainnya.

Redaksi doa yang bukan dari Nabi dan sahabat

Adapun redaksi doa yang mirip dengan teks doa Alquran dan Hadis, tapi bukan bersumber dari Al-Quran, Hadis, dan Atsar Sahabat, disinilah terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada ulama yang menfatwakan boleh, dan ada juga yang melarangnya.

Tiga jenis doa di atas, dibaca dalam Shalat dan mayoritas ulama memfatwakan boleh dan tidak terlarang. Coba perhatikan, bahkan dalam shalat pun boleh seorang muslim berdoa dengan doa yang bukan berasal dari Quran dan hadits. Apalagi hanya sekedar Doa Nurbuat yang dibava bukan dalam shalat.

TEKS BACAAN DOA NURBUAT

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ * وَاَفْضَلُ الصَّلاَةِ وَاَتَمُّ التَّسْلِيْمِ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَليٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ * اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ * وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ * وَذِي الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ * وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّآمَّاتِ * وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَةِ * عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ * عَيْنِ الْقُدْرَةِ والنَّاظِرِيْنَ * وَعَيْنِ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ *

وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنَ * وَمَا هُوَ اِلاَّ ذِكْرٌ لِلْعَالَمِيْنَ * وَمُسْتَجَابُ لُقْمَانَ الْحَكِيْمِ * وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ * طَوِّلْ عُمْرِيْ * وَصَحِّحْ اَجْسَادِيْ * وَاقْضِ حَاجَتِيْ * وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ * وَحَبِّبْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ * وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ * مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَي الْكَافِرِيْنَ *

وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ * اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا * وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَاهُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ * وَلَايَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا * سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ * وَسَلَامٌ عَلَي الْمُرْسَلِيْنَ * وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ * وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Terjemahan Doa Nurbuat

Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, memiliki wajah yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin.

Dan sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan Tiadalah itu semua melainkan sebagai peringatan bagi seluruh alam.

Allah yang mengabulkan do’a Luqmanul Hakim dan mewariskan Sulaiman bin Daud. Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih lagi memiliki singgasana yang Mulia.

panjangkanlah umurku, sehatlah jasad tubuhku , kabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta bendaku dan anakku, cintakanlah semua manusia, dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam, orang-orang yang masih hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir.

Dan katakanlah: “Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah, sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah”. Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Quran tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian.

Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang di berikan oleh orang-orang kafir. Dan semoga keselamatan bagi para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.

Lihat Semuanya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker