Ahmad Alfajri – Hukum Shalat Tahiyatul Masjid Ketika Adzan
Pemandangan dan fenomena yang selalu kita lihat setiap hari Jumat adalah Jamaah Shalat Jumat yang datang agak terlambat. Ada yang datang saat khatib sedang berceramah, dan ada juga yang datang saat khatib sedang membaca rukun khutbah. Begitu sampai, para jamaah terlihat langsung melaksanakan shalat sunat dua rakaat Tahiyyat Masjid.
Tetapi, jika tiba di Masjid dan adzan sedang dikumandangkan, terlihat bahwa para jamaah tetap berdiri menunggu lantunan Adzan selesai, baru kemudian melaksanakan shalat sunat. Timbul pertanyaan dari beberapa masyarakat awam, apakah haram shalat saat adzan sedang dikumandangkan?, atau hanya sekedar Sunat menunggu Adzan selesai dikumandangkan? Bagaimana sebenarnya hukum shalat Tahiyatul Masjid saat adzan jumat dikumandangkan?
Pendapat Mazhab Syafi’i dan Hanbali
Para ulama sudah menetapkan bahwa ketika seseorang masuk masjid dan muadzin sedang mengumandangkan adzan, maka orang tersebut harus menunggu sampai adzan selesai. Setelah itu, barulah dia mengerjakan shalat Tahiyatul Masjid. Tujuannya adalah agar dia mendapatkan dua pahala sekaligus, yaitu pahala menjawab adzan dan pahalan shalat sunat Tahiyatul Masjid.
Ada sedikit perbedaan pendapat antara Mazhab Syafi’i, Mazhab Hanbali dengan Mazhab Hanafi. Dalam Mazhab Syafi’i dan Hanbali, orang yang datang saat adzan sedang dikumandangkan, hendaklah berdiri menunggu adzan selesai.
Adapun dalam Mazhab Hanafi, orang yang datang saat adzan sedang dikumandangkan, hendaklah duduk menunggu adzan selesai. Lalu bangkit melaksanakan Shalat Tahiyatul Masjid.
Berikut ini adalah teks dalam Kitab Mughnil Muhtaj, Jilid: 1, Halamaan: 327-328 sebagai rujukan dari pendapat Madzhab Syafi’i
- Baca Juga : Hukum memegang Al-Quran Dengan Tangan Kiri
- Baca Juga : Hukum Percaya pada Hari dan Bulan Sial
ويسن لسامعه) أي المؤذن ومستمعه كما فهم بالأولى، ومثل المؤذن المقيم (مثل قوله) لقوله – صلى الله عليه وسلم – «إذا سمعتم النداء فقولوا مثل ما يقول المؤذن» متفق عليه ويقاس بالمؤذن المقيم
Berikut ini teks dalam Kitab Kasyaful Qana’, Jilid 1, Halaman: 246-247 sebagai rujukan dari pendapat dalam Mazhab Hanbali
ولو دخل المسجد والمؤذن قد شرع في الأذان لم يأت بتحية المسجد ولا بغيرها، بل يجيب) المؤذن (حتى يفرغ) من أذانه فيصلي التحية بشرطه، ليجمع بين أجر الإجابة والتحية
Kesimpulan dari kedua Mazhab adalah hendaklah orang yang datang ke Masjid saat adzan dikumandangkan agar menunggu adzan selesai. Lalu laksanakanlah Shalat Tahiyatul Masjid Dua rakaat agar memperoleh dua pahala. Pahala menjawab Adzan dan pahala Shalat Sunat Tahiyatul Masjid.
Mazhab Hanafi
Pendapat dalam Mazhab Hanafi bahwa seseorang yang datang ke Masjid saat adzan dikumandangkan, harus menunggu adzan dalam posisi duduk. Orang tersebut baru bangkit dari duduknya saat muadzin mengucapkkan Hayya ‘ala Shalah.Sedangkan menunggu Adzan dalam posisi berdiri termasuk dalam kategori makruh dalam Mazhab Hanafi.
Berikut ini teks dalam Kitab Hasyiyah Ibnu Abidin, Jilid: 1, Halaman 400 yang dijadikan rujukan fatwa dalam masalah ini pada Madzhab Hanafi
دخل المسجد والمؤذن يقيم قعد إلى قيام الإمام في مصلاه * قوله: (قعد) ويكره له الانتظار قائما، ولكن يقعد ثم يقوم إذا بلغ المؤذن حي على الفلاح
Tahiyatul Masjid dan Menjawab Adzan
Hukum Shalat Tahiyatul Masjid adalah sunat, begitu dengan hukum menjawab Adzan. Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari menyebutkan sebuah hadis pada nomor 611. Nabi bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ المُؤَذِّنُ
Apabila kalian mendengar adzan, maka jawablah seperti apa yang diucapkan muadzin
Begitu halnya juga dengan kesunnahan shalat Tahiyatul Masjid. Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari juga mencatat sebuah hadis pada nomor 1110. Nabi bersabda:
إذَا دَخَلَ أَحَدُ كُمُ الْمَسجِدَ فَلاَ يَجْلِسْ حتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
Apabila kalian datang ke Masjid, jangan duduk hingga selesai shalat Tahiyatul Masjid