
Ahmad Alfajri – Kumpulan Hadits hadits Nabi tentang sedekah
Islam mendorong umatnya untuk bersedekah sebagai sarana membantu orang lain yang membutuhkan. Manusia adalah makhluk sosial, tentunya tidak dapat hidup sendirian. Ada saat saat dimana kita membutuhkan bantuan orang lain. Begitu juga sebaliknya, ada masa dimana orang lain yang membutuhkan bantuan kita.
Selain dapat meringankan beban orang lain, ternyata bersedekah juga dapat menjadi tabungan amal manusia. Tabungan ini dapat kita cairkan nanti di hari akhirat dengan jumlah yang berlipat ganda. Islam juga melarang umatnya bersifat kikir atau pelit.
Banyak Hadits Hadits dari Nabi yang menjelaskan keutamaan bersedekah. Tapi perlu digaris bawahi bahwa Islam juga sangat tidak suka umatnya menjadi peminta-minta atau pengemis. Baik pengemis jalanan maupun pengemis berdasi.
Berikut ini adalah kumpulan 12 Hadits Hadits Nabi yang berkaitan dengan bersedekah. Keutamaan bersedekah, sedekah terbaik, penyaluran sedekah dan larangan meminta minta. Selain versi artikel, kami juga membuat versi video yang dapat dilihat dibawah ini:
Daftar Isi
Kumpulan Hadits hadits Nabi tentang sedekah
Sedekah merupakan salah satu ajaran Islam jam yang bernilai tinggi. Tinggi dalam artian bukan hanya sekedar mendapatkan pahala yang banyak, tapi juga dampak positif yang lahir dari sedekah itu sendiri. Mungkin saja, sedekah yang kita berikan dapat diolah dan dikelola sehingga orang tersebut juga nantinya mampu bersedekah dari keuntungan perputaran uang tersebut.
Hadis ke 1: Keutamaan Bersedekah
وَ عَنْ أبِي هُرَ يْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ الله فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ِظلَّ ِإلاَّ ِظلَّهُ : ……. وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَهٍ، فَأخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ
Artinya: Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari yang tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah yaitu: lalu Nabi menyebutkan satu persatu … Dan seseorang yang memberikan sedekah, kemudian dia merahasiakannya hingga tangan kiri nya saja tidak tau apa yang diberikan oleh tangan kanannya.
Salah satu keutamaan bagi orang yang bersedekah dengan ikhlas adalah mendapatkan naungan Allah di hari akhirat kelak. Hadis ini terdapat dalam Kitab Sahih Bukhari No. 1423. Dan juga terdapat dalam Sahih Muslim No. 1031.
Hadis ke 2: Ganjaran bersedekah
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ
Artinya: Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya hingga urusannya diputuskan antara manusia.
Naungan disini dapat diartikan sebagai makna hakiki yaitu harta yang disedekahkan akan menjadi penaung dari sengatan panasnya matahari di hari akhirat. Dan dapat diartikan dengan makna majazi yakni harta sedekah akan sangat membantu manusia meringankan hisab.
Sedekah sunah yang kita berikan nantinya akan menjadi pelengkap atas kekurangan sedekah wajib yang kita berikan. Kurang dalam artian secara hukum masih kurang, meskipun kita anggap sedekah wajib sudah sempurna. Kekurangan inilah yang akan ditambal oleh sedekah sunat.
Hadis ke 3: Anjuran membantu sesuai kebutuhan
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ أَيُّمَا مُسْلِمٍ كَسَا مُسْلِمًا ثَوْبًا عَلَى عُرْىٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ أَطْعَمَ مُسْلِمًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ سَقَى مُسْلِمًا عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ مِنَ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ
Artinya: Siapa saja umat Islam yang memberi pakaian kepada seorang Muslim yang tidak punya baji, Allah akan membalasnya dengan pakaian syurga yang berwarna hijau. Dan siapa saja umat Islam yang memberi makan seorang Muslim yang sedang lapar, Allah akan membalas dengan makanan dari buah-buahan surga. Dan siapa saja umat Islam yang memberi minum kepada seorang Muslim yang sedang haus, Allah akan membalas dengan minuman arak murni dari surga yang tersegel.
Hadis ini merupakan sebuah anjuran untuk bersedekah kepada orang yang membutuhkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dan ganjaran yang akan didapat di surga juga persis sama seperti jenis harta yang disedekahkan.
Hadis ke 4: Tangan Diatas Lebih Mulia
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ
Artinya: Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya.
Tangan diatas bermakna orang yang bersedekah, dan tangan dibawah adalah penerima sedekah. Harta yang disedekahkan adalah harta sisa atau lebih dari kebutuhan dan tanggung jawabnya kepada keluarga.
Oleh sebab itu, ukuran sedekah dibatasi maksimal sepertiga dari harta yang dimiliki. Sebab, para ulama masih berbeda pendapat tentang bersedekah dengan keseluruhan harta.
Hadis ke 5: Sedekah yang paling utama
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ :قيل يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ جَهْدُ الْمُقِلِّ وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
Artinya: Abu Hurairah berkata: Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?, beliau bersabda: sedekah oleh orang yang sedang berjuang dan dalam keadaan sedikit harta, dan mulailah bersedekah kepada orang yang di bawah tanggung jawab.
Sepintas ada perbedaan antara kandungan hadis ini dengan hadis nomor 4 diatas. Anjuran dan keutamaan bersedekah disini kepada orang yang sedang susah dari segi ekonomi. Adapun anjuran hadis nomor 4 diatas kepada orang yang sudah punya kelebihan harta.
Jadi, jika digabungkan kedua hadis maka akan terlihat sebuah makna bahwa ada perbedaan antara manusia dalam menyikapi harta. Orang miskin yang kaya hati terasa harta bukanlah segala-galanya. Dengan demikian, bersedekah bukanlah sebuah hal yang berat bagi mereka.
Hadis ke 6: Sedekah untuk keluarga lebih utama
تصدقوا ، فقال رجل يا رسول الله عندي دينار ، قال : تصدق به على نفسك. قال : عندي ا خر . قال : تصدق به على ولدك . قال عندي ا خر : فقال : تصدق به على خادمك . قال عندي ا خر . قال: انت ا بصر به
Artinya: Bersedekahlah kalian! Seorang lelaki bertanya, Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar. Beliau menjawab, Sedekahkanlah ia untuk dirimu sendiri. Lelaki itu berkata, Aku mempunyai satu dinar lainnya. Beliau bersabda, Sedekahkanlah ia untuk anakmu. Lelaki itu berkata, Aku mempunyai yang lainnya. Beliau bersabda, Sedekahkanlah ia untuk pelayanmu. Lelaki itu berkata, Aku mempunyai yang lainnya lagi. Beliau bersabda, Engkau lebih mengetahuinya.
Hadis ke 7: Istri bersedekah makanan rumah
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا أَنْفَقَتْ الْمَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا بِمَا أَنْفَقَتْ وَلِزَوْجِهَا أَجْرُهُ بِمَا اكَتسَبَ وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ ، و لَا يَنْقُصُ بَعْضُهُمْ أَجْرَ بَعْضٍ شَيْئًا
Dari Aisyah: Rasulullah bersabda: Jika seorang wanita bersedekah dari makanan yang ada di rumah (suami) nya dan tidak menyebabkan kekurangnya makanan dirumah, maka baginya pahala atas apa yang diinfaqkan dan bagi suaminya pahala atas apa yang diusahakannya. Demikian juga bagi seorang penjaga harta benda (akan mendapatkan pahala) dengan tidak dikurangi sedikitpun pahala masing-masing dari mereka.
Hadis ke 8: Sedekah istri kepada suami lebih utama
وعن أبي سعيدٍ الخدري قال: جاءت زينب امرأةُ ابن مسعودٍ فقالت: يا رسول الله, إنَّك أمرت اليوم بالصَّدقة, وكان عندي حُليٌّ لي, فأردتُ أن أتصدَّق به, فزعم ابنُ مسعودٍ أنه وولده أحقّ مَن أتصدق به عليهم, فقال النبيُّ ﷺ: صدق ابنُ مسعودٍ, زوجك وولدك أحقُّ مَن تصدقت به عليهم
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, diceritakan bahwa Zainab, istri Abdullah bin Mas’ud berkata: Wahai Nabi Allah, pada hari ini engkau memerintahkan kami untuk bersedekah dan aku mempunyai sebuah perhiasan yang ingin aku sedekahkan. Namun Ibnu Mas’ud dan anaknya menyatakan bahwa merekalah yang paling berhak menerimanya. Bagaimanakah ini?, Rasulullah bersabda: Ya benar, sesungguhnya suamimu Ibnu Mas’ud dan anakmulah yang lebih berhak menerima sedekahmu.
Hadis ke 9: Larangan Mengemis
وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسولُ الله ﷺ: لا يزال الرجلُ يسأل الناسَ حتى يأتي يوم القيامة وليس في وجهه مزعةُ لحمٍ
Artinya: Ibnu umar berkata bahwa Rasulullah telah bersabda: orang yang selalu meminta-meminta kepada orang lain, pada hari kiamat ia kelak akan datang dengan wajah tanpa sepotong dagingpun
Hadis ini menunjukkan betapa Islam tidak suka ada umatnya yang berprofesi sebagai pengemis. Setiap kali meminta-minta, maka saat itulah daging di muka akan dicabut. Meminta minta disini bermakna umum yakni bukan hanya sebagai pengemis jalanan saja, tapi juga termasuk pengemis kantoran.
Hadis ke 10: Jangan Mengemis
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال: رسول الله: من يسأَل النّاسَ أموَالهم تكثُّرًا فإنّما يسأَلُ خمرًا فليستقلَّ أو ليستكثر
Abu Hurairah berkata: Rasululullah bersabda: barang siapa yang suka meminta-minta harta orang lain untuk memperkaya diri, maka sesungguhnya ia meminta bara api neraka. Sama saja dia meminta sedikit atau banyak.
Hadis ke 11: Berusaha Lebih mulia daripada mengemis
عن الزبير بن العوام رضي الله عنه:عن النبي صلى الله عليه و سلم قال لأن يأخذ أحدكم حبله فيأتي بحزمة الحطب على ظهره فيبيعها فيكف الله بها وجهه خير له من أن يسأل الناس أعطوه أو منعوه
Artinya: sungguh, kalian mengambil tali lalu membawa seikat kayu bakar diatas punggung, kemudian menjualnya sehingga dengan sebab itu Allah menjaga wajahmu (kehormatanmu), itu lebih baik bagi daripada kamu meminta-minta kepada orang lain, mereka memberinya atau tidak memberinya.
Dari beberapa hadis diatas dapat disimpulkan bahwa Islam sangat melarang profesi mengemis. Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja, sehingga pekerjaan berat seperti memikul kayu bakar itu lebih baik daripada profesi mengemis. Meskipun pengemis berdasi style pakaian dan hidupnya lebih keren.
Hadis ke 12: Mengemis sama seperti mencakar wajah sendiri
وعن سمرة بن جندب قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : إن المسألة كد يكد بها الرجل وجهه إلا أن يسأل الرجل سلطانا أو في أمر لابد منه
Dari Samurah bin Jundub: Rasulullah bersabda: Meminta-minta adalah sebuah cakaran, dimana seseorang itu mencakarkan sendiri ke arah mukanya, kecuali jikalau seorang itu meminta kepada sultan atau ia meminta untuk sesuatu keperluan yang tidak boleh tidak ia harus melakukannya.
Hadis ini menunjukkan betapa kerja mengemis sangat hina dimata Islam. Tetapi, ada beberapa kondisi dimana meminta-minta itu diperbolehkan dan tidak membuat harga dirinya di depan Allah jatuh. Boleh meminta kepada sultan atau pemimpin atas hak-haknya seperti hak zakat dan lainnya.