
Ahmad Alfajri – Melacak Isyarah Kata Zalika pada Surat Al Baqarah ayat 2

Zalika adalah salah satu kata dalam Isim Isyarah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang jauh. Biasanya diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan “itu”.
Lawan kata daripada Zalika adalah Haza (ini). Kata Haza digunakan untuk sesuatu yang posisinya dekat atau ada di depan. Untuk lebih mendetilnya, silahkan dirujuk langsung dalam Kitab Kawakib pada Bab Isim Isyarah.
Artikel kami kali ini adalah Melacak Isyarah kata Zalika Pada Surat Al-Baqarah ayat ke 2. Ayat pertama dalam Surat Al-Baqarah dimulai dengan huruf Muqatha’ah yaitu Alif Lam Mim. Pada ayat kedua, lafaz pertama pembuka ayat adalah isim Isyarah penunjuk jauh yaitu Zalika.
Mari kita perhatikan surat Al Baqarah ayat 2:
ذَ ٰلِكَ ٱلۡكِتَابُ لَا رَیۡبَۛ فِیهِۛ هُدࣰى لِّلۡمُتَّقِینَ
Jika kita perhatikan beberapa terjemahan Al Quran dalam Bahasa Indonesia, kata Zalika (itu) diartikan sebagai Haza (ini). Berikut ini salah satu terjemahan dari Al Quran Terjemahan yang kami miliki:
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”
Pertanyaan yang muncul adalah kenapa Zalika diterjemahkan sebagai Haza? Dan bagaimana sebenarnya tafsir ayat Kedua surat al Baqarah menurut para mufassir?
Berikut ini kami sharing beberapa pendapat Mufassir yang kami kutip dari beberapa kitab Tafsir Muktabarah. Ada perbedaan pendapat di kalangan ahli Tafsir tentang Isyarah Zalika. Sebagian ulama berpendapat bahwa Zalika dalam ayat tersebut bermakna Haza. Dan sebagian ulama lainnya menyatakan bahwa Zalika tetap pada makna dasarnya.
Daftar Isi
Zalika Bermakna Haza
Terjemahan versi Bahasa Indonesia yang beredar yang menterjemahkan kata Zalika dengan Haza, jika dilacak ternyata punya referensi kuat. Pendapat tersebut bersumber dari Abu Ubaidah, Ikrimah dan para Tabiin lainnya. Jadi, kata Al Kitab dalam Surat Al Baqarah ayat 2 adalah Al Quranul karim.
Meskipun penggunaan dasar kata Zalika digunakan untuk isyarah sesuatu yang jauh, tetapi disini digunakan untuk sesuatu yang dekat. Penggunaan model seperti ini bukan hanya pada Surat Al Baqarah ayat ke 2 saja, tetapi ada juga pada ayat ayat lainnya. Contohnya, Surat As Sajadah ayat 6:
ذَ ٰلِكَ عَالِمُ ٱلۡغَیۡبِ وَٱلشَّهَادَةِ ٱلۡعَزِیزُ ٱلرَّحِیمُ
Inilah (Allah) Tuhan yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
- Baca Juga : Mengenal Huruf Huruf Muqatha’ah dalam AlQuran
- Baca Juga : Memahami Tafsir Huruf Muqatha’ah Dalam Alquran
Zalika bermakna Zalika
Sebagian Mufassir tetap memaknai kata Zalika sebagai Zalika yaitu isyarah kepada sesuatu yang jauh. Menurut mereka, Isyarah dalam ayat ini bukan kepada sesuatu yang dekat.
Dalam menafsirkan isyarah sesuatu yang jauh, para mufassir ini berbeda pandangan. Sangat banyak isyarah rujukan dari kata Zalika, dan disini kami hanya menyebut beberapasa saja
Kitab Nasib Makhluk
Kelompok pertama menafsirkan bahwa Isyarah Zalika bukan kepada Kitab Al Quran, tetapi Kitab yang berisi segala nasib makhluk seperti rezeki, ajal, jodoh dan lain sebagainya.
Jadi, kata Zalika tetap pada fungsinya yaitu isyarah kepada sesuatu yang jauh. Ya, jauh sebelum manusia diciptakan, semuanya sudah tertulis dalam Ilmu Allah.
Kitab Azali
Kitab yang dimaksudkan dalam Surat Al Baqarah ayat 2 bukanlah Al Quran, tetapi Kitab Allah di Azali. Hal ini didasari oleh sebuah Hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa saat Allah menetapkan penciptaan manusia, Allah menulis sebuah Kitab yang isinya “Sesungguhnya Rahmatku lebih besar dari kemurkaanku“.
Isyarah Zalika dalam ayat ke dua tersebut adalah kepada sesuatu yang jauh. Ya. Isyarah kepada Kitab yang ada di Azali. Berikut ini Hadis Qudsi dalam Kitab Sahih Muslim:
لما قضي الله الخلق كتب في كتابه على نفسه ، فهو موضوع عنده : ان رحمتي تغلب غضبي
Manakala Allah menetapkan penciptaan, Allah menulis untuk diriNya Sesungguhnya Kasih Sayangku mengalahkan murkaku.
Perkataan Yang Berat
Surat Al Muzammil adalah salah satu surat yang disepakati termasuk dalam kategori Makkiyah. Dalam ayatnya yang ke 5, Allah berjanji kepada Nabi Muhammad bahwa akan diturunkan sebuah perkataan yang berat (wahyu). Firman Allah:
إِنَّا سَنُلۡقِی عَلَیۡكَ قَوۡلࣰا ثَقِیلًا
Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu
Sejak saat itu, baginda Nabi Muhammad selalu menunggu dengan penuh kerinduan janji tersebut. Kerinduan Rasulullah terobati saat beliau sudah melakukan hijrah ke Madinah. Di sanalah Allah menepati janjinya tersebut yaitu Surat Al Baqarah ayat 2.
Kata Zalika dalam ayat, mengisyarahkan kepada sesuatu yang jauh masanya yaitu janji Allah saat Nabi masih di Madinah dan ditunaikan oleh Allah saat Nabi sudah berada di Makkah.
Kitab yang Dijanjikan dalam Taurat dan Injil
Dalam Al Quran, terdapat beberapa ayat dimana Allah memberi informasi bahwa Al Quran sebagai kitab suci Umat Islam, adalah kitab yang dijanjikan dalam Taurat dan Injil. Menurut sebagian Mufassir, awal Surat Al Baqarah ini punya kaitan erat dengan informasi tersebut.
Isyarah kata Zalika dalam ayat bukan kepada Al Quran, tetapi kepada Kitab yang dijanjikan akan diturunkan kepada Nabi Muhammad. Janji ini disebutkan dalam Taurat dan Injil, jauh jauh hari sebelum lahirnya Nabi Muhammad. Tepatnya pada masa Nabi Musa dan Nabi Isa.
Jadi, penafsirannya adalah inilah Kitab (Alquran) yang dijanjikan dahulu dalam Kitab Taurat dan Injil. Kitab Al Quran inilah yang tidak ada keraguan di dalamnya dan menjadi hidayah bagi orang yang bertakwa.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwa setelah Kitab Taurat yang berisi 1000 surat dan sejuta ayat diturunkan kepada Nabi Musa, terjadi dialog antara Nabi Musa dengan Allah.
Dialog Allah dengan Nabi Musa
Nabi Musa : Siapa yang mampu membaca dan menghafal Kitab sebanyak ini?
Allah : Saya bahkan akan menurunkan Kitab yang lebih besar dari Taurat ini
Nabi Musa : Kepada siapa wahai tuhan?
Allah : Kepada Nabi Penutup
Nabi Musa : Bagaimana mungkin mereka mampu menghabiskan bacaannya, sedangkan usia mereka pendek?
Allah : Saya akan memberikan kemudahan, hingga anak anak mereka saja mampu membacanya
Nabi Musa : Teknisnya bagaimana itu wahai tuhan?
Allah : Kitab yang saya turunkan kebumi sebanyak 103 Kitab. 50 untuk Nabi Syits, 30 untuk Nabi Idris, 20 untuk Nabi Ibrahim, 1 untukmu Musa, 1 Nabi Daud, 1 untuk Nabi Isa. Seluruh makna dari 103 Kitab ini terangkum dalam Al Quran yang terdiri atas 114 Surat dalam 30 Juzuk. Intisari ayat dalam 30 Juzuk ini, terkandung dalam 7 ayat Al Fatihah. Intisari makna 7 ayat Al Fatihah terkandung dalam 7 huruf yaitu Bismillah. Dan intisari semuanya ayat terkandung dalam Alif pada Alif Lam Mim.
Saat kaum Yahudi membaca janji Allah dalam Taurat, mereka tidak mau menerima kenyataan bahwa akan ada Kitab yang lebih besar dari Taurat. Pengingkaran ini terus berlanjut mulai dari generasi Nabi Musa hingga generasi Yahudi pada masa Nabi Muhammad. Dan Allah menurunkan Surat Al Baqarah ayat ke 2 sebagai pengingat kembali bahwa Inilah Al Quran yang dijanjikan dalam Taurat dulu.
Penutup
Demikian saja dulu artikel singkat kami tentang Melacak Isyarah kata Zalika Pada Surat Al-Baqarah ayat 2. Tentunya masih sangat banyak periwayatan lain tentang Isyarah kata Zalika. Kami padai dulu disini saja, semoga bermanfaat.
One Comment