
Ahmad Alfajri – Memahami Tafsir Tidak Ada Keraguan dalam AlQuran

Dalam Surat Al Baqarah ayat 2, Allah menyatakan bahwa tidak ada keraguan dalam Al Quran. Firman Allah:
ذَ ٰلِكَ ٱلۡكِتابُ لَا رَیۡبَۛ فِیهِۛ هُدࣰى لِّلۡمُتَّقِینَ
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Menurut para mufassir, Lafaz “Raiba” dalam ayat sinonim dengan kata “Syak” yaitu Ragu. Meskipun ada juga mufassir yang berpendapat bahwa makna Kata “Raiba” lebih khusus dibamdingankan dengan lafaz “Syak”.
Secara bahasa, Ragu bermakna tidak adanya ketetapan hati atas dua perkara yang saling bertolak belakang. Jika dipersentasekan, ragu itu 50% untuk sebuah hal dan 50% untuk hal lainnya.
Dalam Al Quran, persentase 50% seperti ini tidak ada dan tidak boleh ada. Semua isi Al Quran full 100% dan tidak boleh kurang satu persenpun. Oleh sebab itu, Surat Al Baqarah ayat 2 harus dibaca dengan dua model:
- ذَ ٰلِكَ ٱلۡكِتابُ لَا رَیۡبَۛ فِیهِۛ
Diam Sejenak, lalu baru melanjutkan kalimat berikutnya yaitu lafaz Huda.
- ذَ ٰلِكَ ٱلۡكِتابُ لَا رَیۡبَۛ
Diam Sejenak, lalu baru melanjutkan kalimat berikutnya yaitu lafaz Fihi.
Jika diperhatikan, kedua model bacaan ini mengandung makna penekanan bahwa Tidak ada keraguan dalam Al Quran.
Benarkah tidak Ada Keraguan?
Dalam menafsirkan Surat Al Baqarah ayat 2, sering muncul pertanyaan kenapa Allah menyatakan bahwa tidak Ada keraguan dalam Al Quran, padahal secara fakta banyak yang meragukan Al Quran, contohnya orang kafir?.
Ada dua jawaban yang ditulis oleh para mufassir berkaitan dengan pertanyaan ini.
Baca Juga : Melacak Isyarah Kata Zalika pada Surat Al Baqarah ayat 2
Baca Juga : Memahami Tafsir Huruf Muqatha’ah Dalam Alquran
Bukan Keraguan Manusia
Pertama, Maksud “Tidak ada keraguan” adalah pada Al Quran, bukan pada manusia. Semua yang berkaitan langsung dengan Al Quran, pasti tidak ada keraguan baik dari aspek orisinalitas, keotentikan, uslub dan lain sebagainya. Contohnya Orisinalitas Al Quran sekarang secara yakin 100% sama dengan Al Quran pada masa Nabi Muhammad.
Contoh lain. Dari aspek keotentikan, tidak perlu diragukan bahwa Al Quran bersumber dari Allah. Jika ada yang meragukan keotentikan Al Quran, silahkan dipaparkan bukti dan argumentasinya.
Kalaupun ada umat kafir yang tetap meragukan Al Quran, hal tersebut tidak menjadikan sebuah nilai minus pada Al Quran. Kebenaran akan tetap menjadi sebuah kebenaran, meskipun banyak manusia yang menganggapnya sebagai hoaks. Begitu juga sebaliknya, Hoaks akan tetap menjadi sebuah hoaks, meskipun banyak manusia yang mempercainya.
Bermakna Perintah
Kedua, Informasi bermakna Perintah
Pernyataan Allah Bahwa tidak ada keraguan dalam Al Quran dapat juga diartikan dengan makna kedua yaitu perintah untuk tidak meragukan Al Quran. Model seperti ini dalam Ilmu Balaghah disebut sebagai Khabariah (infomasi) yang bermakma Insyai (perintah).
Dalam Al Quran, banyak ayat yang menggunakan model seperti ini. Secara dhahir bermakna informatif, dan secara makna bermakna perintah. Contohnya Al Quran Surat Al Baqarah ayat 197. Allah berfirman:
فَمَن فَرَضَ فِیهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِی ٱلۡحَجِّۗ
Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka tidak berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji.
Dalam ayat tersebut, terkandung perintah untuk tidak berkata jorok, berbuat maksiat dan bertengkar saat melakukan ibadah haji.
One Comment