Sofyan – Pengertian dan Macam Macam Sistem Bilangan
Karena PLC adalah komputer, informasi yang tersimpan didalamnya berbentuk kondisi on atau off (1 atau 0), dirujuk sebagai bit.
Kadang-kadang bit digunakan secara individu dan kadang-kadang digunakan untuk menyatakan nilai bilangan.
Bagaimanakah kita dapat memahami bit yang dapat digunakan untuk menyatakan nilai bilangan yang diperlukan, harus memahami sistem bilangan biner.
Daftar Isi
Bilangan desimal.
Selain memahami sistem bilangan biner, ini adalah pertama-tama yang digunakan sebagai dasar sistem bilangan adalah sistem bilangan desimal.
Semua sistem bilangan sama mempunyai tiga karakteristik : digit, dasar, besaran.
Sebagai contoh, sistem bilangan desimal mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Sepuluh digit : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
- Dasar : 10
- Besaran : dengan dasar 10 (1, 10, 100, 1000, ….)
Bilangan Biner.
Sistem bilangan biner mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Dua digit : 0, 1
- Dasar : 2
- Besaran : dengan dasar 2 (1, 2, 4, 8, 16, …)
Sistem bilangan biner mempunyai dasar 2 dan hanya menggunakan 2 karakter, 1 dan 0. Masing-masing bit berkaitan dengan dasar 2 pada posisi bilangan.
Selanjutnya kesisi kiri, merupakan nilai tertinggi dengan dasar 2.
Bilangan pada kolom sisi kiri disebut sebagai most significant bit atau MSB dan bilangan pada kolom sisi kanan disebut sebagai least significant bit atau LSB.
Proses perubahan bilangan biner ke nilai desimal adalah sederhana sebagai penjumlahan ekivalen nilai desimal untuk masing-masing posisi pada bilangan biner bila 1 seperti yang ditunjukan dibawah ini.
Posisi 0 jangan dijumlahkan menjadi nilai bilangan.
Bit, Byte dan Word.
Masing-masing posisi pada bilangan biner disebut bit. Bilangan yang menggunakan bit menyatakan variabel bilangan dengan perangkatnya.
Bagaimanapun juga, intruksi dan data biasanya dikelompokkan menjadi byte dan delapan bit menjadi satu byte. Dua byte, atau 16 bit, menjadi word.
Logik 1 dan logik 0.
PLC mampu menyensor dan membangkitkan sinyal analog, programmable controller secara internal menggunakan sinyal 1 dan 0.
Jadi kondisi on dan off akan menyesuaikan terhadap nilai bilangan biner 1 dan 0. Contoh, bilangan biner 0 disebut logik 0, dapat digunakan sebagai indikasi bahwa saklar adalah off, dan bilangan biner 1 (logik 1) dapat digunakan sebagai indikasi bahwa saklar on.
BCD.
Yang dibutuhkan pada PLC adalah menggunakan nilai bilangan biner, sedangkan yang dibutuhkan oleh manusia untuk dilihat selama ini adalah dinyatakan dalam bilangan desimal.
Sebagai hasilnya, beberapa peralatan input dan output ditunjukan dengan bilangan desimal dimana masing-masing digit bilangan desimal disesuaikan terhadap empat bilangan biner input atau output PLC.
Kebanyakan pada dasarnya sistem yang digunakan oleh peralatan input dan output pada jenis ini mengacu terhadap binary-coded decimal (BCD).
Salah contoh perangkat BCD adalah jenis saklar setuh jari (thumbwheel switch).
Masing-masing digit dikontrol oleh empat input PLC. Disini artinya bahwa untuk keempat digit saklar setuh jari, diperlukan 16 input.
Hexadesimal.
Hexsadesimal adalah sistem yang lainnya diganakan pada PLC.
Sepuluh digit pada sistem desimal digunakan untuk sistem heksadesimal adalah karakter pertamanya.
Huruf pertama dari enam huruf alpabet yang digunakan menetapkan keenam karakter.
Sistem hexsadesimal digunakan pada PLC karena status jumlah bit-nya besar untuk dinyatakan dalan tempat yang kecil seperti pada layar komputer atau peralatan pemerograman.
Masing-masing dinyatakan dengan karakter heksadesimal statusnya empat bit.
Simak Video tentang Pengertian dan macam macam sistem bilangan dibawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=QU_UsmZiCJM
One Comment