Ahmadalfajri.com – Sumber Sejarah kerajaan Mataram Kuno
Berdasarkan prasasti Canggal yang ditemukan di Desa Canggal, barat daya kota Magelang, Jawa Tengah, diketahui adanya kerajaan Hindu dengan nama Mataram Kuno.
Dalam prasasti yang berangka tahun 654 Saka (732 M) menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, diketahui bahwa prasasti Canggal dibuat atas perintah Raja Sanjaya untuk memperingati berdirinya sebuah lingga yang menjadi lambang Dewa Siwa.
Lingga itu didirikan di atas sebuah bukit di daerah Kunjarakunya yang kaya raya akan hasil bumi.
Daerah Kunjarakunya terletak di Jawadwipa. Mula-mula Jawadwipa diperintah oleh Raja Sannaha secara adil dan bijaksana.
Setelah Sanna wafat, terjadi kekacauan yang baru berhasil dipadamkan setelah Sanjaya, anak Sannaha, naik tahta.
Raja Sanjaya memerintah dengan bijaksana sehingga ia berhasil memperluas wilayah kerajaan dan memakmurkan rakyatnya.
Selain prasasti Canggal, prasasti lain yang memberitakan keberadaan tentang Raja Sanjaya terdapat pula pada prasasti Balitung (Mantyasih) dan prasati Wanua Tengah III.
Prasasti yang berangka tahun 907 M dan 908 M yang dibuat pada masa Raja Balitung menyebutkan bahwa Raja Sanjaya sebagai raja pertama, dalam prasasti Balitung disebutkan pula silsilah raja raja Mataram dari Dinasti Sanjaya yang pernah memerintah, seperti berikut.
a. Raja Sanjaya dengan sebutan Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (717-746 M)
b. Rakai Panangkaran Dyah Sangkara (746 – 784 M)
c. Rakai Panunggalan/Panaraban (784-827 M)
d. Rakai Warak Dyah Manara (803-827 M)
e. Dyah Gula (827-828 M)
f. Rakai Garung (828 – 847 M)
g. Rakai Pikatan Dyah Saladu (847 – 855 M)
h. Rakai Kayuwangi (847 –855 M)
i. Dyah Tagwas (885 M)
j. Rakai Panumwangan Dyah Dewandra (885 – 887 M)
k. Rakai Gurunwangi Dyah Badra (887 M)
l. Rakai Watuhmalang Dyah Jbang (894- 898 M)
m. Rakai Watukara Dyah Balitung (898- 913 M)
Setelah Raja Sanjaya meninggal pada tahun 746 M, Kerajaan Mataram dipimpin oleh Raja Rakai Panangkaran Dyah Sangkara.
Ia beragama Buddha. Sejak itulah agama Buddha berkembang di Kerajaan Mataram.
Sebagai penghormatan terhadap Agama Buddha, Rakai Panangkaran mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewa Tara.
Bangunan untuk Dewa Tara itu sekarang disebut Candi Kalasan di desa Kalasan sebelah Timur Yogyakarta.
Candi Kalasan merupakan candi agama Buddha. Ia juga membangun biara untuk menghormati para bhiksu dalam prasati Kalasan sekitar tahun 778 M yang ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sanskerta.
Disebutkan bahwa Rakai Panangkaran menghadiahkan desa Kalasan kepada Sangha, adapun bangunan yang dimaksud adalah candi Kalasan.
Salah seorang raja yang memerintah Kerajaan Mataram setelah Rakai Panangkaran meninggal, adalah Raja Samaratungga berasal dari Dinasti Syailendra, anak dari Rakai Panangkaran.
Samaratungga mempunyai anak bernama Balaputradewa dan Pramodawardhani.
Pada masa pemerintahan Raja Sama-ratungga, agama Buddha berkembang luas di Jawa Tengah.
Saat itu banyak didirikan bangunan agama Buddha yang besar, misalnya candi Borobudur dan candi Mendut.
Bentuk toleransi beragama tampak jelas pada masa Kerajaan Mataram Kuno, meskipun agama resmi adalah Hindu, tetapi umat Buddha dapat menjalankan keyakinannya dengan aman dan damai