Kajian UmumPendidikan

Tata Cara Taubat Nasuha Yang Benar

Sofyan Tata Cara Taubat Nasuha Yang Benar

Tata Cara Taubat Nasuha Yang Benar
Tata Cara Taubat Nasuha Yang Benar

Setiap manusia pasti pernah melakukan salah dan dosa. Tidak ada satupun manusia dibumi ini luput dari dua hal itu.

Karena itu Allah membuka pintu maaf selebar-lebarnya bagi hamba yang sadar diri dan menyesali kesalahan yang pernah dilakukan. Menyadari dan menyesali kesalahan itu disebut dengan tauUbat.

Rasulullah bersabda, ”menyadari kesalahan adalah taubat” (HR.Ibnu Majah).

Kesalahan dan dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia itu banyak sekali. Setiap hari manusia pernah berbuat dosa, baik itu dosa kecil maupun dosa besar, baik dosa kepada Khalik (Allah Maha Pencipta), maupun dosa kepada sesama makhluk.

Oleh sebab itu, pada artikel kali ini kami akan mensharing tentang taubat atas kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan.

Pengertian Taubat

Secara bahasa taubat berasal dari bahasa Arab yang bermakna kembali. Dia bertaubat, artinya dia kembali dari dosanya (berpaling dan menarik diri dari dosa).

Taubat adalah kembali kepada Allah Swt. dengan melepaskan hati dari belenggu yang membuatnya terus menerus melakukan dosa lalu melaksanakan semua hak Allah.

Secara Syar’i, taubat adalah meninggalkan dosa karena takut pada Allah, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya dan memperbaiki apa yang mungkin bisa diperbaiki kembali dari amalnya.

Hakikat Taubat

Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi, lalu mengarahkan hati kepada Allah pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa.

Melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan adalah wujud nyata dari taubat. Mengucapkan istighfar merupakan wujud perbuatan awal bertaubat.

Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabbnya, inabah (kembali) kepada Allah dan konsisten menjalankan ketaatan kepada Allah.

Sekadar meninggalkan perbuatan dosa, namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allah ‘Azza wa Jalla, itu belum dianggap bertaubat.

Seseorang dianggap bertaubat jika ia kembali kepada Allah Swt. dan melepaskan diri dari belenggu yang membuatnya terus-menerus melakukan dosa.

Tanamkan makna taubat dalam hati sebelum diucapkan secara lisan. Senantiasa mengingat apa yang disebutkan Allah ‘Azza wa Jalla berupa keterangan terperinci tentang surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang taat dan mengingat siksa neraka yang diancamkan bagi pendosa.

Berusaha terus melakukan itu agar rasa takut dan optimisme kepada Allah semakin menguat dalam hati.

Dengan demikian, ia senantiasa berdoa kepada Allah dengan penuh harap dan cemas agar Allah ‘Azza wa Jalla berkenan menerima taubatnya, menghapuskan dosa dan kesalahannya.

Syarat-syarat Taubat

Taubat wajib dilakukan dengan segera, tidak boleh ditunda. Sesungguhnya segera bertaubat kepada Allah Swt. dari perbuatan dosa hukumnya adalah wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda.

Imam Nawawi rahimahullah berkata:

”Para ulama telah sepakat, bahwa bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat adalah wajib, wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda, apakah itu dosa kecil atau dosa besar.”

Namun dalam bertaubat, seseorang harus memenuhi beberapa syarat. Adapun syarat-syarat taubat secara terperinci sebagai berikut.

  • Islam, karena orang yang kafir tidak diampuni dosanya sebelum masuk Islam
  • Menyesali dosanya
  • Menyadari kesalahan (mengakui dosanya)
  • Ikhlas melakukannya, bukan untuk tujuan riya’ atau kepentingan dunia
  • Memohon ampun kepada Allah dengan memperbanyak membaca istighfar
  • Berjanji tidak akan mengulangi.

Rasulullah Saw. bersabda:

“Orang yang mohon ampun dengan lisan (sedangkan ia) terus-menerus melakukan perbuatan dosa, hal itu bagaikan yang memperolok-olok Tuhannya.”

  • Menutupi kesalahan dengan perbuatan yang terpuji (amal shalih)

“Bertakwalah kepada Allah dimana saja engkau berada, dan ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik, karena perbuatan baik akan menghapus perbuatan jelek.“ (HR. Tirmidzi)

  • Masa taubat sebelum nafas sampai di tenggorokan dan sebelum matahari terbit dari sebelah barat
  • Memperbanyak istighfar sebagaimana Rasulullah tiap hari bertaubat dengan membaca istighfar seratus kali dan rajin sholat taubat
  • Jika perbuatan dosanya itu ada hubungannya dengan orang lain, maka di samping syarat tersebut di atas, ditambah satu syarat lagi, yaitu harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan.

Jika berupa harta maka dikembalikan hartanya, jika berupa tuduhan, ghibah, fitnah, mencaci dan lain-lain maka harus mohon maaf.

Adapun syaikh Abdul Qadir al-Jilani mengatakan, syarat taubat intinya ada tiga, yaitu:

  1. menyesali,
  2. meninggalkan kesalahan dan
  3. berjanji tidak akan mengulangi

Kedudukan Taubat

Kedudukan taubat adalah kedudukan yang pertama, pertengahan, dan terakhir.

Hamba yang meniti jalan menuju Rabbnya tidak akan menjauhinya (jalan tersebut) dan selalu menetapinya sampai mati.

Jadi, taubat adalah langkah awal dan langkah akhir seorang hamba.

Kebutuhan dirinya terhadap taubat di akhir perjalanan sangatlah diperlukan, sebagaimana halnya kebutuhannya di awal perjalanan juga sangat besar.

Bagi orang mukmin, taubat itu hukumnya wajib. Dalil al-Qur’an dan as-Sunah saling mendukung atas wajibnya melakukan taubat dan kedudukannya dalam mewujudkan kesalehan dan kejayaan hamba di dunia dan di akhirat.

Allah berfirman:

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nur [24]: 31)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya).” (QS. at-Tahrim[66] 8)

Taubat yang sesungguhnya itu adalah taubat nasuha, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Katsir,

”Taubat yang tulus lagi mantab itu adalah taubat nasuha (taubat yang sungguh- sungguh), yang menghapuskan keburukan-keburukan sebelumnya dan mencegah keburukan yang mendatang.”

Taubat nasuha adalah meninggalkan dosa sekarang dan menyesali dosa yang telah dilakukan serta tidak mengulangi lagi di masa mendatang.

Allah membagi hambanya menjadi hamba yang bertaubat dan hamba yang menzalimi. Maka barang siapa tidak bertaubat, berarti ia layak menjadi orang yang zalim karena kebodohannya terhadap Rabb dan hak-Nya, serta karena kekurangan diri dan cacat amalannya.

Allah berfirman:

“Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS.al-Hujarat [49]: 11)

“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa’ [4]: 110)

Keutamaan Taubat

Orang yang benar-benar bahagia adalah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat.

Sedangkan orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya.

Beberapa keutamaan taubat adalah sebagai berikut.

  • Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah.

”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang- orang yang mensucikan diri.”(QS. al-Baqarah [1]: 222)

  • Taubat merupakan sebab keberuntungan

”Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS. An-Nur [24] :31)

  • Taubat menjadi sebab-sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya

“Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”(QS. al-Furqan [25] :71)

  • Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari api neraka
  • Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat
  • Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan
  • Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan
  • Taubat adalah untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar
  • Taubat merupakan sebab turunnya barokah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan
  • Menjadi sebab malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat
  • Allah akan menghapuskan dosa-dosanyaLseolah-olah tidak berdosa.

Rasulullah bersabda:

“Orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majjah)

  • Menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.

Taubat adalah obat mujarab untuk semua jenis penyakit jiwa dan hati.

Sebab taubat menjadi pondasi perjalanan rohani, membawa kembali hamba yang berbuat maksiat menuju manisnya ketaatan dan melepaskannya dari konsumsi racun mematikan yang bisa menghancurkan hati.

Bila seorang muslim segera bertaubat, benar-benar mewujudkan penyesalan atas kelengahannya dan merendahkan diri kepada penciptanya, seraya memohon agar Allah mengampuni dosa-dosanya, niscaya hal itu akan mengembalikan kepercayaan dirinya setelah ia menjauhi, membenci, dan meremehkan keberadaan jiwanya akibat dosa-dosa yang telah ia perbuat.

Tidak disangsikan bahwa kebebasan dari perasaan dosa ini merupakan motivator kuat untuk membentuk kepribadian muslim yang teguh lagi tenang, yang tidak merasakan ketegangan, serta tidak mengalami kerisauan dan kegelisahan.

  • Taubat akan memotivasi seseorang untuk amar ma’ruf nahi mungkar, beramal saleh, hidup jujur, disiplin dan bertanggung jawab.

Demikian saja artikel kami tentang Tata Cara Taubat Nasuha Yang Benar. Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.

Simak video Indahnya Taubat yang disampaikan oleh Buya Yahya di bawah ini:

Lihat Semuanya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker