Ahmadalfajri.com – Bacaan Wirdul Latif Lengkap Arab Latin Dan Artinya
Salah satu wirid yang disusun oleh Al Imam Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad adalah wirid wirdul Latif.
Bacaan Wirid wirdul Latif ini selalu beliau baca secara Istiqomah pada waktu pagi dan petang.
Dalam susunan Wirid wirdul Latif, Imam Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad mengutip dari ayat-ayat Alquran dan hadis.
Oleh sebab itu, setiap untaian kalimat dzikir wirdul Latif adalah bersumber dari Alquran dan hadis nabi.
Ayat-ayat Alquran dan hadis tersebut disusun sehingga menjadi sebuah bacaan yang sempurna dan dinamakan Wirid wirdul Latif.
Wirdul Latif itu sendiri secara bahasa bermakna wirid ringan.
Hal ini sesuai dengan isi wirid yang disusun tersebut yang mudah dan ringan dibaca.
Dan tentunya Wirid wirdul Latif ini Tidaklah terlalu panjang seperti wirid lainnya.
Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Hadad sendiri merupakan seorang ulama besar asal negeri Hadraumut, Yaman.
Dalam pandangan para ulama, Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad adalah Wali qutub.
Kedalaman ilmunya dan kemuliaan Karomah yang dimilikinya sudah diakui oleh para ulama di berbagai dunia.
Di antara buktinya adalah karya-karya yang beliau susun itu dibaca oleh umat Islam di seluruh negara.
Baik itu karya dalam bidang fiqih, tasawuf maupun bacaan wiridan.
Dan di antara karya beliau dalam tema wiridan yang sudah terkenal dan populer adalah wirdul Latif.
Oke Langsung saja di bawah ini adalah bacaan wirdul Latif secara lengkap.
Bacaan Wirdul Latif
Dalam bacaan Wirdul Latif terdapat banyak sekali manfaat serta keutamaan yang akan didapatkan bagi siapa saja yang membaca dan mengamalkannya, seperti mendapatkan pahala dan dicukupkannya rezeki.
Bacaan Pertama
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اْللهُ أَحَدٌ، اَللهُ اْلصَّمَدُ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يٌوْلَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. (3x)
Qul huwallāhu aḥad, allāhuṣ-ṣamad, lam yalid wa lam yụlad, wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad. (3 kali)
Katakanlah (Muhammad): Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (QS. Al Ikhlas: 1-4)