Biologi

Manfaat dan Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Sofyan Manfaat dan Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Manfaat dan Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Manfaat dan Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Tuhan menciptakan makhluk hidup di muka bumi ini dalam bentuk yang beraneka ragam. Masing-masing mempunyai ciri tersendiri yang membedakannya antara satu dengan yang lain.

Coba kalian perhatikan, adakah makhluk ciptaan Tuhan yang sama persis tanpa adanya sedikit pun perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya?

Begitu beragamnya makhluk hidup ciptaan Tuhan tersebut sehingga perlu adanya suatu sistem untuk mengenal dan mempelajarinya.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli biologi kemudian menemukan suatu cara untuk mengelompokkan makhluk hidup tersebut berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dimilikinya yang kemudian dikenal dengan klasifikasi.

Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup dalam takson melalui pencarian keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman.

Makhluk hidup yang diklasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki persamaan-persamaan sifat dan/atau ciri-ciri.

Demikian pula sebaliknya, makhluk hidup dalam kelompok atau takson yang berbeda akan memiliki perbedaan-perbedaan sifat dan/atau ciri-ciri.

Coba kalian bayangkan jika makhluk hidup di alam ini tidak diklasifikasikan. Apakah kalian dapat membedakan kelompok hewan dan tumbuhan dengan mudah?

Bagaimana caranya jika kalian ingin mengelompokkan hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar kalian? Dari mana memulainya?

Tujuan dan Manfaat Klasifikasi

Pernahkah kalian berkunjung ke perpustakaan? Bagaimana cara kalian mencari buku yang kalian butuhkan? Apakah buku-buku tersebut telah bernomor dan dikelompok-kelompokkan sesuai dengan isi bukunya? Sulitkah kalian menemukan buku yang kalian cari? Mengapa buku-buku tersebut diberi nomor dan disusun sesuai dengan kelompoknya?

Pemberian nomor dan pengelompokan buku-buku sesuai dengan bidangnya tersebut bertujuan untuk memudahkan pengunjung dalam mencari buku yang dibutuhkan.

Misalnya, kalian ingin mencari buku biologi maka kalian dapat menemukannya di rak bagian ”IPA”.

Bagaimana jika buku-buku tersebut tidak diberi nomor dan belum dikelompok-kelompokkan sesuai dengan bidangnya? Kalian pasti kesulitan untuk menemukan buku yang kalian butuhkan tersebut.

Seperti halnya buku di dalam perpustakaan tadi. Perbedaan dan persamaan ciri-ciri makhluk hidup menimbulkan adanya keanekaragaman makhluk hidup.

Tiap-tiap makhluk hidup mempunyai keanekaragaman bentuk, ukuran, warna, kebiasaan hidup, tempat hidup, dan tingkah laku yang berbeda-beda.

Dengan adanya begitu banyak keanekaragaman makhluk hidup, perlu dicari cara yang tepat untuk mempelajarinya.

Caranya adalah dengan pengelompokan makhluk hidup atau klasifikasi makhluk hidup.

Dapat dikatakan bahwa klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi.

Penyederhanaan objek studi sangat membantu dalam mengenali atau mempelajari makhluk hidup yang begitu banyak dan beraneka ragam sifat serta ciri-cirinya.

Manfaat klasifikasi adalah untuk mengetahui jenis-jenis makhluk hidup dan hubungan antarmakhluk hidup sehingga menjadi lebih mudah diketahui kekerabatan antarmakhluk hidup yang beraneka ragam.

Setelah kalian mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasi, kalian pasti akan bertanya bagaimana proses pengklasifikasiannya? Apa pula yang menjadi dasar klasifikasinya?

Proses Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam golongan-golongan tertentu. Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar.

Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup ke dalam golongannya disebut taksonomi atau sistematik.

Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.

Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan memberi nama.

Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang disebut takson. Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak takson.

Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Kemudian, tiap-tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya) sesuai dengan tingkatannya.

Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem tertentu. Itulah sebabnya taksonomi disebut pula sistematik.

Apakah yang menjadi dasar dalam klasifikasi makhluk hidup? Makhluk hidup dikelompokkan ke dalam suatu sistem klasifikasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Metode Klasifikasi Makhluk Hidup

Ada dua metode klasifikasi makhluk hidup. Tiap-tiap metode mempunyai dasar yang jelas.

Metode Empiris

Metode yang pertama adalah metode empiris. Pada metode ini, makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan persamaan alfabet, tanpa melihat sifat atau ciri yang dimilikinya serta tanpa melihat hubungan satu dengan lainnya.

Metode Rasional

Metode yang kedua adalah metode rasional. Menurut metode rasional, makhluk hidup dikelompokkan atas dasar hubungan yang jelas dari sifat atau ciri yang ada.

Metode ini dibedakan menjadi tiga sistem sebagai berikut.

Sistem praktis

yaitu makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang berguna. Misalnya, persamaan ciri dapat dimakan atau tidak, dapat digunakan untuk obat atau tidak, menghasilkan buah atau tidak, serta menghasilkan serat atau tidak. Penganut sistem ini antara lain St. Augustine (abad ke-4 SM).

Sistem artifisial

yaitu sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup.

Penganut sistem ini, di antaranya, Aristoteles dan Theophratus (370 SM). Aristoteles membagi makhluk hidup menjadi dua golongan, yaitu hewan dan tumbuhan.

Selanjutnya, hewan dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan persamaan ciri habitat, misalnya, habitat air, darat, dan udara. Berdasarkan ciri ukuran tubuhnya, tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan pohon, perdu, dan tumbuhan semak.

Aristoteles juga mengelompokkan hewan atas dasar warna darahnya, yaitu hewan yang berdarah merah dan hewan yang tidak berdarah. Dengan demikian, ia telah mengenal kurang lebih 1.000 jenis makhluk hidup dan struktur dalamnya.

Sistem natural

yaitu sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi). Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18).

Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk spesies yang berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya.

Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan

Sistem modern

yaitu sistem mengklasifikasikan makhluk hidup pada taksonomi modern berdasarkan pendapat Linnaeus, tetapi lebih dikembangkan sehingga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal;

b. menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limu- lus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba;

c. berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

Langkah Langkah Klasifikasi

Setelah mengetahui berbagai macam metode dan dasar dari klasifikasi makhluk hidup, agar lebih jelas, akan kita ulang sedikit tentang langkah-langkah klasifikasi.

Langkah-langkah klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya;
  2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok- kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.

a. Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus. Genus memiliki kesamaan ciri, yaitu pada struktur alat reproduksinya yang sama.

b. Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.

c. Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.

d. Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk mem- bentuk takson kelas.

e. Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).

Dengan cara tersebut terbentuk urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:

  1. kingdom (kerajaan);
  2. divisio atau filum;
  3. kelas;
  4. ordo (bangsa);
  5. famili (suku);
  6. genus (marga);
  7. spesies (jenis).

Mengingat keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies.

Demikian pula di bawah kelompok spesies masih ditempatkan kelompok varietas dan di bawah varietas terdapat strain.

Semakin ke atas urutan tingkatan klasifikasi, hubungan kekerabatan makhluk hidup semakin kurang jelas, sedangkan semakin ke bawah hubungan kekerabatannya semakin dekat.

Tingkatan Belalang Manusia Pisang
Kingdom Hewan Hewan Tumbuhan
Divisio atau filum Arthropoda Chordata Spermatophyta
Subfilum Invertebrata Vertebrata Angiospermae
Kelas Insecta Mamalia Dicotyledonae
Ordo Orthoptera Primata Malvales
Famili Locustidae Hominidae Malvaceae
Genus Schistocerca Homo Musa
Spesies Schistocerca americana Homo sapiens Musa paradisiaca

Tata Nama Binomial

Nama yang diberikan kepada kelompok individu hewan atau tumbuhan sering berbeda meskipun individu yang dimaksud sama.

Setiap daerah memberi nama yang berlainan, misalnya, nama Latin tanaman terung adalah Solanum acubatissimum.

Nama yang diberikan penduduk bermacam-macam. Ada yang menyebutnya terung perat, terung kapal, terung piat (semang), dan terung tenang.

Mungkin di negara lain terung tersebut mempunyai nama lain lagi. Begitu pula buah mangga. Ada yang menyebutnya buah pelem dan ada yang menyebutnya buah pauh.

Nama yang bermacam-macam untuk kelompok individu yang sama tersebut jelas membingungkan.

Pedoman Penamaan

Untuk mengatasi pemberian nama yang bermacam-macam, Carolus Linnaeus, seorang ahli biologi berkebangsaan Swedia, dalam bukunya Species Plantarum (1753) dan Systema Nature (1758), mengemukakan aturan atau pedoman penamaan bagi kelompok individu.

Carolus Linnaeus yang memiliki nama asli Carl von Linne dikenal sebagai Bapak Taksonomi Modern.

Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut Sistem Binomial Nomenklatur dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Latin.

Dengan demikian, untuk suatu macam makhluk hidup hanya digunakan satu nama bagi seluruh dunia ilmu pengetahuan.

Dengan adanya kesatuan nama ini, orang tidak akan keliru dengan makhluk hidup yang dimaksud meskipun di tiap negara atau daerah memiliki nama sendiri.

Sistem binomial nomenklatur ini merupakan sistem pemberian nama hewan atau tumbuhan secara sah dan benar berdasar kode internasional.

Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur) dengan aturan-aturan sebagai berikut.

Nama terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan tingkatan marga (genus) yang diawali dengan huruf besar dan kata kedua menunjukkan tingkatan jenis (spesies) yang diawali dengan huruf kecil.

Contohnya: Gnetum gnemon

Jika ditulis dengan huruf tegak, dua kata tersebut harus digarisbawahi, tetapi jika tidak digarisbawahi, dua kata tersebut harus dicetak miring. Contohnya, Gnetum gnemon atau Gnetum gnemon.

Jika memiliki subspesies, nama tersebut ditambahkan pada kata ketiga. Jadi, pada subspesies terdiri atas tiga kata. Sistem penamaan yang terdiri atas tiga suku kata disebut Trinomial, contohnya, Passer domesticus domesticus (burung gereja) dan Felis maniculata domesticus (kucing jinak).

Untuk kelompok yang tingkatan klasifikasinya lebih tinggi lagi, aturan penamaannya adalah sebagai berikut.

Pada hewan

Nama famili berasal dari nama genus ditambah idae.
Contoh: Ranidae berasal dari Rana (katak).

Nama subfamili berasal dari nama genus, ditambah inae.
Contoh: Fasciolinae berasal dari Fasciola (cacing pita).

Pada tumbuhan

Nama famili diberi akhiran aceae atau ae. Contoh: Ranunculaceae berasal dari Ranunculus. Leguminoceae berasal dari Leguminose.

Nama ordo diberi akhiran ales. Contoh: Filiales (paku-pakuan). Nama divisio diberi akhiran phyta. Contoh: Spermatophyta.

Berikut ini sebahagian nama tumbuhan:

Tingkatan Kacang  Hijau Kacang  Buncis Putri  Malu
Kingdom Plantae (tumbuhan) Plantae (tumbuhan)Plantae (tumbuhan)
Divisio Spermatophyta Spermatophyta Spermatophyta
Kelas Angiospermae Angiospermae Angiospermae
Ordo Leguminoceae Leguminoceae Leguminoceae
Famili Papilionaceae Papilionaceae Mimosaceae
Genus Phaseolus Phaseolus Mimosa
Spesies Radiatus (Phaseolus radiatus)Vulgaris (Phaseolus vulgaris)Pudica L. (Mimos pudica L.)

Demikian saja artikel tentang Manfaat dan Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup yang dapat kami sharing. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Simak video Manfaat dan Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dibawah ini:

Lihat Semuanya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker