
Ahmad Alfajri | Misteri Keislaman Umaimah Binti Abdul Muththalib

Apakah Anda pernah mendengar nama Umaimah binti Abdul Muththalib?
Umaimah adalah salah satu sosok penting dalam sejarah Islam, yang dikenal sebagai bibi keempat Rasulullah SAW.
Ia lahir di Makkah dan merupakan putri dari Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay serta Fatimah binti Amr bin ‘Aidh bin Makhzum.
Sayangnya, sejarah tidak mencatat dengan pasti kapan ia wafat, membuat kisahnya diselimuti misteri.
Daftar Isi
Kepribadian Umaimah
Umaimah binti Abdul Muththalib bukan hanya dikenal karena hubungan kekerabatannya dengan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga karena kepribadiannya yang luar biasa.
Ia memiliki paras yang menawan dan dikenal karena kecerdasan, kefasihan, serta kepiawaiannya dalam bersyair dan menulis prosa.
Kecerdasan dan kedermawanannya menjadikannya sosok yang dikagumi di kalangan kaumnya.
Pernikahan Umaimah
Umaimah menikah pada masa Jahiliyah dengan Jahsy bin Riyab al-Asadi, seorang sekutu dari kaum Quraisy.
Dari pernikahan ini, ia dikaruniai enam orang anak yang kelak menjadi figur-figur penting, antara lain:
- Abdullah dan Ubaydullah (dikenal dengan sebutan Abu Ahmad).
- Hamnah dan Habibah (dikenal sebagai Ummu Habib).
- Zaynab, yang kelak menjadi salah satu istri Nabi Muhammad SAW dan dikenal dengan gelar Ummu al-Mu’minin.
Saudara-saudara Perempuan Umaimah
Umaimah memiliki lima saudara perempuan sekandung, yang juga merupakan bibi Rasulullah SAW. Mereka adalah:
- Shafiyyah binti Abdul Muththalib
- Arwa binti Abdul Muththalib
- Atikah binti Abdul Muththalib
- Ummu Hakim (dikenal dengan nama al-Baydha’ binti Abdul Muththalib)
Misteri Seputar Keislaman Umaimah
Apakah Umaimah binti Abdul Muththalib sempat menemui masa kenabian Rasulullah SAW (masa bi’tsah)?
Sejarawan memiliki pendapat yang berbeda-beda. Beberapa sumber, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Hajar, menyatakan bahwa Umaimah hidup hingga masa kenabian, dengan bukti bahwa Rasulullah SAW memberinya kurma Khaibar.
Namun, Imam Adz-Dzahabi berpendapat lain. Ia meyakini bahwa Umaimah yang menerima kurma tersebut adalah Umaimah binti Rabi’ah bin al-Harits, sepupu Nabi SAW, yang memang sudah memeluk Islam.
Mengenai keislamannya, terdapat perbedaan pendapat di kalangan sejarawan terkemuka seperti Ibnu Hibban, Adz-Dzahabi, dan Ibnu Hajar.
Ibnu Hibban bahkan menegaskan bahwa satu-satunya bibi Nabi yang memeluk Islam adalah Shafiyyah binti Abdul Muththalib.
Dengan demikian, tidak ada bukti kuat yang bisa memastikan apakah Umaimah binti Abdul Muththalib sempat memeluk Islam, apalagi ikut berhijrah. Wallahu a’lam.
Syair Duka Umaimah untuk Sang Ayah
Kecintaan Umaimah pada ayahnya, Abdul Muththalib, terlihat jelas dari syair yang ia ciptakan.
Sebelum wafat, sang ayah pernah meminta Umaimah dan saudara-saudaranya untuk menulis syair ratapan seolah-olah ia telah tiada.
Umaimah kemudian menciptakan syair yang menyentuh hati, menggambarkan rasa duka mendalamnya atas kepergian sang ayah:
ألا هلك الراعي العشيرة ذو الفقد
وساقي حجيج الله حامي عن المجد
ومن يألف الضيف الغريب بيوته
إذا ما سماء الناس تبخل بالرعد كسبت وليدا خير ما يكسب الفتى
فلم تنفك تزداد يا شيبة الحمد أبو الحارث الفياض خلى مكانه
فلا تبعدن إذ كل حي إلى بعد
فإني لباك ما بقيت وموجع
وكان له أهلا لما كان من وجد
سقاك ولي الناس في القبر ممطرًا
وسوف أبكيه وإن كنت في اللحد
وقد كان زينا للعشيرة كلها
وكان جميدا حيثما كان من حمد
Aduhai, telah tiada sang pelindung kaum yang penuh kasih,
Pemberi minum para jamaah haji, sang pembela kehormatan.
Yang menyambut ramah tamu asing di rumahnya,
Saat langit orang-orang bakhil tak mencurahkan rahmat.
Engkau telah mendapatkan kebaikan yang terbaik, wahai pemuda,
Maka engkau tak henti-hentinya bertambah, wahai sang pemilik pujian.
Abu al-Harits, sang dermawan, telah meninggalkan tempatnya,
Maka janganlah engkau pergi jauh, karena setiap yang hidup akan pergi.
Sungguh aku akan menangisimu selagi aku hidup dan merasa sedih,
Dan ia pantas mendapatkan kesedihan yang telah terjadi.
Semoga Yang Maha Mengatur alam mencurahkan hujan di kuburanmu,
Aku akan menangisimu, meskipun aku telah berada di liang lahat.
Sungguh engkau adalah hiasan bagi seluruh kaum,
Dan engkau adalah kebanggaan di mana pun engkau berada.
Dengan membaca kisah Umaimah, kita bisa melihat betapa kaya dan beragamnya sejarah yang melingkupi keluarga Nabi Muhammad SAW.
Meskipun tidak banyak yang diketahui tentangnya, kecerdasan, keanggunan, dan kecintaannya pada keluarga menjadikannya sosok yang patut dikenang.
Daftar Referensi
“UMAMA BINT ABDULMUTTALIB”, Peoplepill, diakses pada 31 Januari 2022.
“هل أدركت أميمة بنت عبدالمطلب بعثة النبي؟” (Apakah Umaimah binti Abdul Muththalib Menemui Masa Kenabian Nabi?), Alukah.net, diakses pada 31 Januari 2022.
Darduwisy, Abdul Basith Khalil Muhammad, Kitab A’lam Nisa’ al-Madinah al-Munawwarah (Ensiklopedia Wanita-wanita Madinah), hlm. 50-51.
Fawwaz, Zaynab, Kitab al-Durr al-Manthur fi Thabaqat Rabbati al-Khuduur (Mutiara yang Tersebar dalam Biografi Para Wanita Terhormat), hlm. 70.
Al-Dzahabi, Imam Abi Abdullah Syamsuddin, Siyar A’lam al-Nubala’ (Biografi Tokoh-tokoh Mulia), hlm. 1162.
“ذكر عمات رسول الله صلى الله عليه وسلم” (Penyebutan Bibi-bibi Rasulullah SAW), Nidaa al-Iman, diakses pada 31 Januari 2022.