Sofyan – Memahami 20 Sifat Wajib Bagi Allah
“Tak kenal maka tak sayang”, begitulah kata pepatah. Maka kalau ingin disayang Allah wajiblah kita mengenal-Nya dengan memahami sifat-sifat-Nya.
Sebagai seorang muslim, diwajibkan untuk mengetahui sifat-sifat yang wajib bagi Allah beserta dalil-dalil naqli (akal) dan aqlinya (al-Qur’an dan Hadis).
Sebagaimana diketahui, Allah Swt. adalah Dzat yang wajib bagi-Nya segala sifat kesempurnaan (al-kamalat), dan mustahil bagi-Nya segala sifat kekurangan (an-naqa’ish).
Sebab apabila Allah mempunyai sifat kekurangan, maka otomatis Dia tidak layak disebut Tuhan yang haq untuk disembah.
Sebab sifat kekurangan hanya terdapat pada makhluk saja, dan ini akan menimbulkan “Mumatsalah,” yaitu serupanya Allah sebagai khalik dan makhluk.
Daftar Isi
Pengertian Sifat Wajib dan Sifat Jaiz Allah
Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna dan yang Maha Agung. Nama Allah juga disebut Dzat-Nya adalah tunggal, tidak terdiri dari unsur-unsur dan bagian-bagian dan tidak ada suatu apa pun yang serupa dengan-Nya.
Dan karena itu manusia dilarang berpikir tentang Dzat Allah karena tidak dapat mengetahuinya.
Tentang sifat wajib bagi Allah, Manusia hanya diwajibkan Memahami 20 Sifat Wajib Bagi Allah.
Manusia dipanggil untuk menggunakan akalnya bagi memikirkan alam ini dan segala isinya, tidak untuk memikirkan Dzat Allah yang gaib itu dan tidak ada yang serupa dengan-Nya.
Beriman kepada Allah berarti manusia wajib beriktikad dengan penuh yakin akan sifat- sifat yang wajib, sifat-sifat yang mustahil dan sifat-sifat yang jaiz.
Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang khusus yang hanya dimiliki oleh Allah, dan tidak ada satupun makhluk yang memiliki sifat tersebut.
Adanya Allah ini, menjadi salah satu sifat yang melekat pada sifat wajib Allah. Sifat wajib Allah inilah yang membedakan Allah sebagai sang Pencipta (Khalik), dengan semua makhluk ciptaan-Nya.
Sifat mustahil Allah adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Azza wa Jalla Yang Maha Sempurna.
Sedangkan sifat jaiz Allah adalah adalah sifat yang mungkin (boleh) ada atau sifat yang mungkin (boleh) tidak ada pada Allah.
Selanjutnya kita akan mengkaji dua sifat Allah, yaitu sifat wajib dan sifat jaiz Allah.
20 Sifat Wajib Allah
Dalam al-aqidah as-Sughra yang terkenal dengan judul Umm al-Barahain Imam as-Sanusi mengatakan:
”Maka di antara sifat wajib bagi Allah Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Perkasa adalah 20 sifat.”
Setiap mukalaf wajib meyakini secara mantap tanpa keraguan, bahwa Allah pasti bersifat dengan segala kesempurnaan yang layak bagi keagungan-Nya.
Berikut ini 20 sifat wajib bagi Allah.
1) Wujud (Ada)
Allah adalah Dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun, dan tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Ayat yang menjelaskan sifat Allah ini dalam al- Qur’an:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. as-Sajadah [32]: 4)
2) Qidam (Terdahulu / Awal)
Dialah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya.
Maksudnya, Allah telah ada lebih dulu dari pada apa yang diciptakannya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Hadid [57]:3)
3) Baqa’ (Kekal)
Maksudnya Allah maha kekal. Tidak akan punah, binasa, atau mati. Dia akan tetap ada selamanya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Qashash [28]: 88)
4) Mukhalafatul Lil Hawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaannya)
Allah sudah pasti berbeda dengan ciptaanya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatupun yang mampu menandingi dan menyerupai keagunganNya.
Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas [112]: 4)
5) Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri)
Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta”. (QS. al-Ankabut [29]: 6)
6) Wahdaniyah (Tunggal/ Esa)
Allah maha Esa atau Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Seandainya di langit dan di bumi ada Tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa”. (QS. al-Anbiya [21]: 22)
7) Qudrat (Berkuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah Swt. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Baqarah [2]: 20)
8) Iradat (Berkehendak)
Apabila Allah berkehendak, maka jadilah hal itu dan tidak ada seorangpun yang mampu mencegah-Nya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an :
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya perintahnya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ’jadilah!’ maka terjadilah ia. “(QS. Yasin [36]: 82)
9) ‘Ilmu (Mengetahui)
Allah Swt. Maha Mengetahui atas segala sesuatu, baik yang tampak atau tidak tampak. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hadid: 4)
10) Hayat (Hidup)
Allah Swt. adalah Maha Hidup, tidak akan pernah mati, binasa, ataupun musnah. Dia kekal selamanya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. al-Furqon[25]:58)
11) Sama’ (Mendengar)
Allah Maha Mendengar baik yang diucapkan maupun yang disembunyikan dalam hati. Ayat yang menjelaskan dalam al- Qur’an:
وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Maidah [5]: 76)
12) Basar (Melihat)
Allah melihat segala sesuatu. Penglihatan Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apapun yang terjadi di dunia ini. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Sesungguhnya Dia (Allah) adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. al-Isra’ [17]: 1)
13) Kalam (Berfirman)
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dari kitab-kitab yang diturunkan lewat para Nabi. Ayat yang menjelaskan dalam al Qur’an:
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. al-A’raf [7]: 143)
Terdapat adanya persamaan antara kalam Allah dengan kalam manusia. Maka itu hanya pada bahasa atau lafal saja tidak pada hakikat, karena sifat kalam pada Allah adalah kadim dan tidak terdiri dari huruf-huruf yang merupakan bahasa manusia.
Sedangkan al-Qur’an yang ditulis dalam bahasa Arab merupakan manifestasi dari sifat kalam yang kadim itu terdiri dari huruf-huruf.
Dengan sifat kalam ini, Allah menyampaikan apa yang dikehendaki kepada para Rasul- Nya, yakni wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia.
Dengan melalui wahyu ini terwujud ajaran-ajaran yang kemudian membentuk suatu agama yang disebut Islam. Jadi Islam adalah agama wahyu yang berasal dari kalam Allah.
14) Qadiran (Berkuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan pengelihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 20)
15) Muridan (Berkehendak)
Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara, maka tidak ada yang bisa menolak kehendak-Nya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud [11]: 107)
16) ‘Aliman (Mengetahui)
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Baik yang ditampakan maupun disembunyikan. Tidak ada yang bisa menandingi pengetahuan Allah Yang Maha Esa. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dan Allah Maha Mengetahui sesuatu” (QS. an-Nisa [4]: 176)
17) Hayyan (hidup)
Allah adalah dzat yang hidup. Allah tidak akan mati, tidak akan tidur ataupun lengah. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah dia Maha Mengetahui dosa-dosa hambaNya.” (QS. al-Furqon [25]: 58)
18) Sami’an (Mendengar)
Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan, ataupun doa hamba-Nya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:
وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al- Maidah [5]: 76)
19) Bashiran (Melihat)
Keadaan Allah yang melihat tiap-tiap yang maujud (benda yang ada). Allah selalu melihat gerak-gerik kita.
Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Sesungguhnya Dia (Allah) adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. al- Isra’ [17]: 1)
20) Mutakalliman (Berfirman atau berkata – kata)
Sama dengan Kalam, Mutakalliman juga berarti berfirman. Firman Allah terwujud lewat kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para Nabi. Ayat yang menjelaskan dalam AlQur’an:
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. al-A’raf [7]: 143)
Kategori Sifat 20
Sifat-sifat wajib bagi Allah yang terdiri atas 20 sifat itu dikelompokkan menjadi 4 sebagai berikut.
1) Sifat Nafsiyah,
yaitu sifat yang hanya berhubungan dengan Dzat Allah.
Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu wujud.
2) Sifat Salbiyah,
yaitu sifat yang menghilangkan sifat-sifat yang tidak layak atau tidak sesuai dengan kesempurnaan Allah.
Ia menafikan sifat-sifat lawannya yang hanya sesuai sepenuhnya dengan makhluk dan mustahil adanya pada Dzat Allah. Yaitu sifat baru, binasa, bergantung kepada yang lain dan sebagainya adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia karena ia adalah tidak sempurna.
Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu:
- qidam,
- baqa’,
- mukhalafatu lil hawaditsi,
- qiyamuhu binafsihi,
- wahdaniyat.
3) Sifat Ma’ani,
yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Ia menambah makna kesempurnaan pada Dzat Allah.
Jikapun terdapat sifat-sifat tersebut pada manusia, maka persamaannya hanya pada lahir atau lafal saja, tidak pada hakikat.
Misalnya, Allah mempunyai sifat ilmu dan juga manusia mempunyai sifat ilmu, tetapi limu Allah adalah mutlak, sedangkan ilmu manusia adalah relatif.
Allah mengetahui sesuatu peristiwa di alam ini sebelum terjadinya, sedangkan manusia mengetahui setelah terjadinya.
Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh, yaitu;
- qudrat,
- iradat,
- ilmu,
- hayat,
- sama’,
- bashar,
- kalam.
4) Sifat Ma’nawiyah
yaitu kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ma’nawiyah tidak bisa berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu telah didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang disifati yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya. Maka sifat ma’nawiyah merupakan hukum tersebut.
Sifat ma’nawiyah merupakan kondisi yang selalu menetapi sifat ma’ani. Sifat ‘ilm misalnya pasti dzat yang bersifat dengannya mempunyai kondisi berupa kaunuhu aliman (keberadaannya sebagai Dzat yang berilmu).
Dengan demikian itu sifat ma’nawiyah juga ada tujuh sebagaimana ma’ani, yaitu:
- kaunuhu qadiran,
- kaunuhu muridan,
- kaunuhu ‘aliman,
- kaunuhu hayyan,
- kaunuhu sami’an,
- kaunuhu bashiran,
- kaunuhu mutakalliman.
Demikian saja artikel kami tentang Memahami 20 Sifat Wajib Bagi Allah. Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.
Simak video Buya Yahya tentang sifat dua puluh yaitu sifat Wujud dibawah ini:
One Comment