Ahmad Alfajri | Sejarah Rabu Wekasan Dan Hukumnya Menurut Islam
Rabu Wekasan, atau dikenal juga sebagai Rebo Wekasan dalam tradisi Jawa, adalah ritual tolak bala yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Tradisi ini dianggap sebagai upaya untuk menghindari kesialan yang dipercayai akan terjadi pada akhir bulan Safar.
Lantas, bagaimana hukum Rabu Wekasan dalam pandangan Islam?
Tanggal Rabu Wekasan Tahun Ini
Berdasarkan kalender Hijriyah, Rabu Wekasan tahun ini jatuh pada tanggal 4 September 2024.
Peringatan biasanya dimulai sejak malam sebelumnya, yaitu Selasa malam Rabu.
Pada hari ini, berbagai kegiatan dilakukan untuk menolak bala dan menghindari kesialan.
Hukum Rabu Wekasan Menurut Islam
Menurut buku Amalan Shalat Rebo Wekasan oleh Ulin Nuha Mahali, masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, juga mempercayai bahwa bulan Safar adalah bulan sial.
Namun, Rasulullah SAW dalam sebuah hadis menegaskan larangan berprasangka buruk terhadap bulan Safar.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, dan tidak ada kesialan pada bulan Safar”
(HR Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad II/327).
Oleh karena itu, mempercayai adanya hari sial di bulan Safar adalah sesuatu yang dilarang dalam agama Islam.
Dalam Majalah Aula edisi Januari 2012, Imam Ismail Muhammad al-‘Ajaluny al-Syafi’i dari Syria menjelaskan:
“Kesimpulannya, merasa takut terhadap hari Rabu di akhir bulan Safar dengan cara tathoyyur dan memiliki keyakinan seperti akidah ahli nujum, hukumnya sangat haram” (Kasyful Khofa wa Muzilul Ilbas, Jilid I, hal. 13).
Namun, jika seseorang merasa khawatir akan datangnya malapetaka, disarankan untuk memperbanyak doa dan dzikir kepada Allah SWT.
Aktivitas ini bisa dilakukan kapan saja dan tidak harus pada Rabu Wekasan.
Sejarah Singkat Rabu Wekasan
Sejarah Rabu Wekasan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh Kerajaan Champa, sebagaimana dijelaskan dalam buku Tanya Jawab Seputar Atlas Wali Songo oleh KH. Agus Sunyoto.
Kerajaan Champa, yang terletak di wilayah Vietnam Selatan, berdiri sejak akhir abad ke-2 hingga abad ke-19 dan awalnya menganut agama Hindu-Buddha.
Dalam perkembangannya, Champa menjadi kerajaan Islam yang berpengaruh di Asia Tenggara dan memainkan peran penting dalam proses Islamisasi di Jawa.
Rabu Wekasan merupakan salah satu tradisi keagamaan yang dibawa oleh Kerajaan Champa ke Nusantara.
Tradisi ini kemudian diadaptasi oleh masyarakat Jawa Muslim menjadi bentuk ritual keagamaan khas.
Amalan Doa Rabu Wekasan
Bagi mereka yang merasa khawatir akan malapetaka, berikut adalah doa tolak bala yang dapat dibaca:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هَذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَأَعُوذُ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ، وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْرَتِكَ أَنْ تُجِيرَنِي وَوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي وَأَهْلِي وَأَحِبَّائِي، وَمَا تُحِيطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي مِنْ شَرِّ هَذِهِ السَّنَةِ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيهَا، وَاصْرِفْ عَنِّي شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ، يَا كَرِيمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لِي فِي هَذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ وَالسَّعَادَةِ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي وَالأَهْلِ وَمَا تَحُوطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي وَجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Terjemah:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
Semoga Allah Ta’ala memberikan shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta keluarganya dan seluruh sahabatnya –
Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan zaman ini dan para penghuninya. Aku berlindung dengan keagungan-Mu, keagungan wajah-Mu, dan kesempurnaan keagungan kekuasaan-Mu, agar Engkau melindungi aku, kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, orang-orang yang kucintai, dan semua yang dikasihi hatiku dari kejahatan tahun ini. Lindungilah aku dari kejahatan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Jauhkanlah dariku kejahatan bulan Safar, wahai Dzat yang mulia pandangannya. Dan akhiri bulan ini dan masa ini dengan keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan untukku, kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, semua yang dikasihi hatiku, dan seluruh kaum Muslimin.
Semoga Allah Ta’ala memberikan shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta keluarganya dan sahabatnya, dan semoga Allah memberikan keselamatan.”
Demikian penjelasan lengkap mengenai Rabu Wekasan dan pandangan hukum Islam terkait tradisi ini.