Salamuddin – Ukasyah dan Keberaniannya Mencambuk Rasulullah
Imam Thabrani dalam Kitab Mu’jam Kabir mencatat sebuah hadis tentang kisah Ukasyah dengan Rasulullah. Kisah ini berawal setelah turunnya surat An-Nashr.
Pada saat kondisi Nabi Muhammad sangat lemah di akhir akhir hayat, beliau meminta kepada Bilal agar memanggil semua sahabat agar datang ke masjid.
Tidak lama berselang, datanglah para sahabat memenuhi masjid. Kedatangan para sahabat dengan penuh rasa gembira dan ingin mendapatkan nasehat-nasehat dari nabi.
Dalam kondisi si lemah dan wajah beliau terlihat pucat, nabi naik dan duduk di atas mimbar. Nabi bertanya kepada para sahabat:
Apakah telah aku sampaikan kepada kalian semua bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah?
Dan para sahabat pun serentak menjawab: benar wahai Rasulullah engkau telah menyampaikan kepada kami bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.
Kemudian Rasulullah bersabda: Ya Allah persaksikanlah bahwa Saya telah menyampaikan amanah ini kepada mereka. Kemudian Rasulullah bersabda lagi dan setiap Sabda Rasulullah dibenarkan oleh para sahabat.
Dan sampailah pada sabda Nabi yang berisi pertanyaan kepada para sahabat dan membuat air mata para sahabat berlinang. Nabi bersabda:
Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah dan sebelum aku pergi, Aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Oleh sebab itu, saya ingin bertanya kepada kalian semua yaitu:
adakah Aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut karena tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia.
Spontan para sahabat terdiam dan dan di dalam hati mereka berkata: mana mungkin Rasulullah memiliki hutang, sedangkan kan kita lah Yang banyak berhutang kepada Rasulullah.
Pertanyaan tentang hutan tersebut Diulangi oleh Rasulullah sebanyak 3 kali. Dan pada pertanyaan ketiga, Bangkitlah seorang laki-laki yang bernama ukasyah dan berkata:
Wahai Rasulullah, ingin aku sampaikan satu masalah, jika masalah ini termasuk sebagai hutang maka hendaklah engkau wahai Rasulullah untuk menyelesaikannya. Dan sekiranya masalah ini bukanlah hutang, maka tidak menjadi masalah apapun.
Lalu Rasulullah bersabda: Sampaikanlah hal tersebut wahai ukasyah. Dan ukasyah pun mulai bercerita:
Saya Teringat saat Perang Uhud dahulu, saat itu engkau wahai Rasulullah sedang menunggang kuda. Lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda, tetapi jam bukan tersebut mengenai dada saya wahai Rasulullah. Saat itu saya berdiri di belakang kuda yang engkau kendarai wahai Rasulullah.
Dan Rasulullah pun menjawab: sesungguhnya hal tersebut adalah hutang wahai ukasyah. Kalau dulu saya pukul engkau, Maka hari ini saya akan menerima hal yang sama darimu.
Lalu ukasyah berkata: kalau hal tersebut adalah hutang maka saya ingin segera cara melakukannya wahai Rasulullah. Jawaban ukasyah ini membuat sebahagian sahabat merasa marah. Bahkan ada sahabat yang mengkritisi ukasyah Karena nabi saat itu sedang sakit.
Rasulullah meminta kepada Bilal agar mengambil cambuk di rumah Ananda beliau yaitu Sayyidah Fatimah. Lalu Bilal pergi ke rumah Sayyidah Fatimah dan meminta cambuk tersebut.
Sayyidah Fatimah bertanya kepada bilang: untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal? Dan Bilal menjawab dengan emosi sedih bahwa cambuk ini akan digunakan oleh ukasyah untuk mencambuk Rasulullah.
Mendengar jawaban Bilal, Sayyidah Fatimah merasa terkejut dan menangis sambil bertanya: Ada apa gerangan ukasyah mau mencambuk Rasulullah? Bukankah kondisi Rasulullah sedang dalam keadaan sakit? Kalau mau mencambuk, cambuklah diriku sebagai anaknya.
Bilal menjawab: ini adalah rusak antara Rasulullah dengan ukasyah. Dan Bilal pun membawa cambuk tersebut ke masjid lalu diberikan kepada ukasyah.
Ukasyah menuju ke depan Baginda Nabi Muhammad sambil memegang cambuk. Pada saat itu, berdirilah Abu Bakar menghalangi jalan ukasyah dan berkata: Wahai ukasyah, kalau kamu ingin mencambuk maka cambuklah diriku.
Saat itu Rasulullah bersabda: wahai Abu Bakar duduklah titik ini adalah urusan saya dengan ukasyah.
Saat ukasyah hampir sampai kehidupan Nabi, tiba-tiba berdirilah Hasan dan Husein memegang tangan ukasyah dan berkata: Wahai paman, jambuk lah kami. Dan Rasulullah bersabda: wahai cucu-cucu kesayangan, duduklah. Ini adalah urusan antara saya dan ukasyah.
Setibanya di tangga mimbar, ukasyah berkata kepada Rasulullah: wahai Rasulullah, Bagaimana saya bisa mencambuk engkau Sedangkan engkau duduk di atas dan saya berada di bawah?
Dan Rasulullah meminta kepada beberapa Sahabat Untuk memapah beliau turun ke bawah dan duduk di sebuah kursi. Saat itu ku gajah kembali berkata: dulu engkau memukul aku ku saat tidak memakai baju.
Dan Rasulullah pun membuka bajunya dan terlihatlah tubuh rasulullah yang sangat indah dan terlihat juga beberapa batu terikat di perut beliau pertanda sedang menahan lapar.
Rasulullah bersabda: wahai ukasyah lakukanlah dengan segera dan jangan berlebihan karena Allah akan murka kepadamu. Tiba-tiba ukasyah membuang jambu di tangannya dan langsung menuju ke hadapan nabi sambil memeluk tubuh Rasulullah serat-seratnya.
Ukasyah berkata: wahai Rasulullah, maafkan saya ya, Mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau wahai Rasulullah. Saya melakukannya karena ingin merapatkan tubuh diriku dengan tubuhmu wahai Rasulullah karena cita-cita saya adalah dapat memeluk dirimu.
Aku tahu wahai Rasulullah bahwa tubuhmu tidak akan pernah disentuh oleh api neraka dan Sesungguhnya diriku sangatlah takut dengan api neraka.
Rasulullah bersabda: wahai para sahabat, Jika kalian ingin melihat penduduk surga maka Lihatlah ukasyah.
Mendengar penjelasan Rasulullah tersebut air mata para sahabat menetes dan bergantian memeluk Rasulullah.
Demikian saja kisah yang sangat populer disampaikan oleh para khatib, penceramah dan dai. Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.