Sofyan – Asmaul Husna Al Wakil Al Matin Al Jami’ Al Hafidz
Dalam Islam, mengetahui, memahami, dan meyakini nama-nama dan sifat-sifat Allah menempati kedudukan yang sangat tinggi.
Seseorang tidak mungkin menyembah Allah dengan cara yang sempurna sampai ia benar-benar mengetahui dan meyakini nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Dengan dilandasi pengetahuan dan keyakinan terhadap nama dan sifat-Nya itulah, seseorang dapat menyertakan mata hatinya (bashirah) saat menyembah kepada Allah Swt.
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
”Hanya milik Allah al-Asma’ al-Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut al-Asma’ al-Husna itu” (QS. al- A’raf [7] : 180)
Asma’ul Husna berasal dari bahasa Arab al-Asma’ al-Husna artinya nama-nama Allah yang indah dan baik.
Asma berarti nama (penyebutan) dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi al-Asma’ al-Husna adalah nama-nama milik Allah yang baik dan yang indah.
al-Asma’ al-Husna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya.
Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.
Nama-nama Allah itu adalah nama yang baik dan sempurna, sedikitpun tidak ada kekurangannya dan tidak boleh diserupakan dengan yang yang lainnya.
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
”Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asma’ul husna (nama-nama yang baik)” (QS. Taha [20] : 8)
al-Asma’ al-Husna adalah nama-nama Allah yang indah. Jumlahnya ada 99 nama, seperti tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, al Turmudsi, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah bahwa nabi Muhammad Saw. bersabda:
لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسْمًا، مَنْ حَفِظَهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَإِنَّ اللهَ وِتْرٌ، يُحِبُّ الْوِتْرَ
“Sesungguhnya bagi Allah 99 nama, barang siapa yang menghafalnya ia akan masuk surga. Dan sesungguhnya Allah itu ganjil (tidak genap) menyukai akan yang ganjil”
Al- Wakil (Yang Maha Mewakili)
Al-Wakil artinya Yang Maha Mewakili. Allah adalah al-Wakil. Dia yang paling tepat untuk mewakili dan menangani segenap urusan makhluk.
Allah adalah Dzat yang bertanggungjawab atas semua makhluk. Dia menciptakannya dari ketiadaan, lalu mengawasi dan menjaga mereka. Selayaknyalah Allah menjadi tempat bergantung bagi para makhluk-Nya.
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
”Dan bertawaklallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara” (QS. Al-Ahzab [33] :3)
Dalam bertawakkal, manusia masih tetap dituntut untuk melakukan sesuatu sampai batas kemampuannya, bukan berarti menyerahkan begitu saja segala sesuatu kapada Allah, tetapi penyerahan tersebut harus didahului dengan usaha yang maksimal.
Setelah memahami dan menghayati makna Asma’ul Husna al-Wakiil maka marilah kita meneladaninya dengan cara:
- Berserah diri kepada Allah
- Bersyukur kepada-Nya
- Menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan dan pengharapan
- Tidak berputus asa dalam berdoa dan bekerja
- Berupaya menjadi pribadi yang memiliki kredibilitas
- Menjiwai setiap ikhtiar atau perbuatannya dengan mengharap keridhaan-Nya
Al- Matin (Yang Maha Kukuh)
Al-Matiin artinya Yang Maha Kukuh. Tiada sesuatupun yang dapat mengalahkan dan mempengaruhi-Nya.
Imam al-Khattabi memaknai al-Matiin sebagai Dzat Yang Maha Kuat yang kekuatan-Nya tidak dapat terbendung, tindakan- tindakan-Nya tidak terhalangi dan tidak pernah merasa lelah.
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
”Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh” (QS. adz-Dzariyat [51] :58)
Allah Maha Kukuh. Kukuh kekuasan-Nya, kukuh kehendak-Nya, kukuh dalam sifat-sifat-Nya.
Bagi kita sebagai hamba-Nya, hendaknya kekukuhan Allah menjadi landasan sikap kita sekurang-kurangnya untuk teguh memegang prinsip kebenaran.
Kita harus memiliki keinginan yang kuat, tidak tergoda untuk menerima atau mencari rezeki secara batil, konsekuen dalam membela kebenaran.
Menjadi manusia yang tawakkal, memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan tidak merasa rendah di hadapan manusia lain, karena hanya Allah lah Yang Maha Kuat dan Maha Kukuh
Al-Jami’ (Yang Maha Mengumpulkan)
Al-Jami’ artinya Yang Maha Mengumpulkan. Allah adalah Dzat yang mengumpulkan semua makhluk pada hari kiamat.
Menurut Imam Khattabi, tujuan Allah mengumpulkan makhluk pada hari itu adalah untuk membalas kebaikan dan keburukan yang dilakukan para makhluk.
Pada saat Allah mengumpulkan para makhluk, tidak ada satupun yang luput. Baik makhluk yang meninggal terbakar, yang dilumat binatang buas atau yang tenggelam di lautan.
قُلِ اللَّهُ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يَجْمَعُكُمْ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Katakanlah “Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. al-Jatsiyah [45] : 26)
Pada hari itu, yang paling bahagia adalah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang beriman kepada Allah, hari akhir, dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
Dengan memahami dan menghayati makna Asma’ul Husna al-Jaami’ maka akan membuat kita sadar bahwa kita suatu saat akan mati dan akan dikumpulkan di sebuah tempat yang bernama padang makhsyar untuk menerima keputusan dan balasan atas perbuatan kita.
Maka hendaklah kita meneladani asma Allah al-Matin yaitu dengan:
- Hiduplah secara berjamaah (bersatu)
- Menghimpun potensi positif diri
- Mendukung upaya terwujudnya persatuan ummat Islam dunia
Al- Hafidz (Yang Maha Pemelihara)
Al-Hafidz artinya Yang Maha Pemelihara. Allah Maha Hafiidz berarti Allah sebagai Dzat Yang Maha memelihara. Allah lah yang memelihara seluruh makhluk-Nya, termasuk langit dan bumi yang kita huni ini.
وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَحْفُوظًا ۖ وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ
”Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya” (QS.Al-Anbiya’ [ 21 ]:32)
Asy-Syaikh Muhammad Khalil al-Harras dalam Syarh Nuniyyah Ibnul Qayyim, mengatakan asma Allah al-Hafidz, memiliki dua makna yang pertama, bahwa Dia menjaga/ memelihara apa yang dilakukan oleh hamba-Nya berupa amal baik atau amal buruk, yang makruf atau yang mungkar, taat atau maksiat.
Yang kedua bahwa Allah adalah al-Hafidz, yakni yang menjaga hamba-hamba-Nya dari segala hal yang tidak mereka sukai. Allah menghendaki agar manusia mampu mengambil keteladanan dari sifat-Nya itu.
Sebab, Dia telah menganugerahkan potensi kepada kita untuk dapat melakukannya, maka marilah kita memelihara dan menjaga keimanan kita kepada Allah, memelihara kebaikan, ketaatan, kemurnian niat dengan mengharap keridhaan Allah.
Simak Video KH Muhammad Bakhiet AM tentang Asmaul Husna Al Wakil dibawah ini:
One Comment