Kajian PuasaKajian Umum

Makna Setan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan

Ahmad AlfajriMakna Setan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan 

Makna Setan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan
Makna Setan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan

Dalam bulan suci Ramadan, kita sering mendengar hadis-hadis tentang keutamaan bulan Ramadhan. Hadis-hadis tersebut kita dengar dari ceramah Subuh, ceramah menjelang salat Tarawih dan juga dari berbagai media.

Ada sebuah hadis yang cukup populer dan mungkin dihafal oleh kebanyakan masyarakat yaitu hadis tentang terbelenggunya setan di bulan Ramadhan.

Dalam Kitab Shahih Muslim, nomor Hadits 1079, terdapat sebuah redaksi hadits yang berbunyi:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Jika bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelanggu

Sanad hadis tersebut diriwayatkan oleh imam muslim, dari Yahya Bin Ayyub, qutaibah dan Ibnu Hajar. Mereka meriwayatkan hadis tersebut dari Ismail bin Ja’far, dari Abu suhail, dari ayah beliau, Dari Abu Hurairah, dari Baginda Nabi.

Status hadits di atas tidak perlu diragukan lagi karena termasuk di dalam salah satu dari 2 kitab Hadits paling otoritatif yaitu Shahih Muslim.

Ada hadis dengan tema serupa, cuma berlainan redaksi. Dalam Sunan turmudzi nomor hadits 682, diriwayatkan oleh Abu Kuraib Muhammad bin Al A’la bin Kuraib, dari Abu Bakar Bin Abbas, dari Al a’masy, dari Abu Shalih, Dari Abu Hurairah.

Jika masuk malam pertama bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin jahat dibelenggu. Sebuah suara menyeru, ‘Wahai pencari kebaikan, menghadaplah! Wahai pencari keburukan, batasilah! Sungguh Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka.’ Seruan itu terjadi setiap malam

Setan terbelenggu, Kenapa maksiat merajalela?

Dari hadis di atas, muncul pertanyaan unik kenapa maksiat semakin merajalela sedangkan setan sudah terbelenggu?. Padahal seharusnya nya tidak ada lagi perilaku maksiat, sebab setan sebagai penggoda sudah terpenjara.

Lafadz “Shaffada” dalam hadis secara bahasa bermakna membelenggu dan mengikat. Adapun makna secara hakikat, terdapat perbedaan ulama hadis dalam memaknai nya.

Dalam kitab Umdatul Qari, Syekh Badrudin Al Aini menerangkan bahwa mungkin saja makna dari pada ada hadis di atas adalah bahwa setan senantiasa mencuri-curi informasi dari langit. Namun, khusus dalam bulan Ramadan setan tidak dapat melakukannya lagi sebab sudah dibelenggu.

Seperti yang sudah dipahami bahwa pada masa Alquran diturunkan, setan dihalangi untuk mencuri dengar tentang Wahyu. Salah satu hikmahnya adalah agar keotentikan Wahyu tersebut terjaga.

Makna hadits di atas juga dapat diartikan sebagai tidak leluasanya setan untuk menggoda manusia seperti biasanya. Sebab, rutinitas manusia di bulan Ramadan adalah berpuasa, membaca Alquran, qiyamul Lail dan lain sebagainya.

Walhasil, setan dibelenggu bermakna lemahnya setan untuk menggoda manusia di bulan Ramadhan. Bukan bermakna setan Terbelenggu secara hakikat.

Kesimpulan hadits yang dirangkum oleh penulis Kitab umdatul qari yaitu Bahwa setan terbelenggu dalam bulan Ramadan dan tidak dapat menggoda manusia yang berpuasa dan menjaga syarat, rukun dan ada puasa.

Sebagian setan terbelenggu

Ada juga ulama yang memahami hadis di atas bahwa ada sebahagian setan yang terbelenggu. Artinya, tidak semua setan diikat di bulan Ramadan.

Syekh Jamaludin Abul Farj, dalam kitab kasyful musykil min Hadits al Shahihain menjelaskan bahwa maksud hadis setan terbelenggu adalah membatasi ruang gerak setan dan jin jin jahat saja.

Dan batasan tersebut hanya berlaku bagi orang yang berpuasa dan menjaga Adab Adab berpuasa. Terbelenggunya setan tidak berkaitan langsung dengan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia.

Sebab, dalam diri manusia terdapat pemicu dan pendorong untuk melakukan perilaku maksiat yaitu nafsu, kebiasaan buruk dan setan manusia. Jadi, tanpa adanya setan, manusia masih sangat besar kemungkinan untuk melakukan kejahatan.

Saat setan tidak terbelenggu, tugasnya hanya mendorong manusia dan menyulap keburukan menjadi sebuah keindahan dalam pandangan manusia. Sedangkan pemicu untuk melakukan keburukan adalah nafsu manusia itu sendiri.

Makna majazi

Ada juga ulama yang menafsirkan hadis di atas sebagai makna majazi. Abu Umar Yusuf Al qurtubi dalam kitab Al Istizkar menjelaskan bahwa terbelenggunya setan bukanlah makna Hakiki, Tetapi lebih mengarah kepada makna majazi.

Dengan demikian, makna hadits di atas adalah Allah akan selalu menjaga umat Islam yang saat di bulan Ramadan dari godaan setan. Sehingga mereka mampu menghindar dari melakukan kemaksiatan.

Kesimpulan

Hadits terbelenggunya setan di bulan Ramadan, dapat diartikan sebagai makna Hakiki. Dan dapat diartikan sebagai makna majazi atau kiasan.

Adapun maksiat yang terjadi di bulan Ramadan, hal tersebut dipicu oleh nafsu manusia itu sendiri.

Demikian saja artikel singkat kami tentang memahami hadis Terbelenggu setan di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Lihat Semuanya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker