Pidato

Pidato Muhasabah Diri Di Hari Kemerdekaan

Ahmadalfajri.comPidato Muhasabah Diri Di Hari Kemerdekaan

Pidato Muhasabah Diri Di Hari Kemerdekaan

Selamat datang kepada seluruh pengunjung setia di blog sederhana kami ini.

Pada artikel kali ini, kami akan membagikan sebuah contoh teks Pidato yang berjudul : Pidato Muhasabah Diri Di Hari Kemerdekaan

Teks pidato ini juga dapat anda jadikan sebagai materi lomba pidato untuk anak anda dalam mengikuti lomba pidato pada berbagai acara.

Dan bahkan teks pidato ini dapat anda jadikan sebagai isi dalam ceramah khotbah Jumat anda.

Isinya singkat, padat dan sangat kaya dengan kandungan makna.

Teks contoh pidato mensyukuri nikmat kemerdekaan ini kami kutip dari sebuah laman Facebook yang beralamat di: Kumpulan Ceramah

Pidato Muhasabah Diri Di Hari Kemerdekaan

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ

وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ،

عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّيْ

أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِيْ كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ (الحج: ١(

Hadirin Rohimakumulloh

Bulan ini adalah bulan yang sangat bersejarah bagi Bangsa Indonesia.  

Bulan di mana Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari para penjajah.

Bulan mengingat kembali betapa sulitnya saat di jajah oleh belanda, jepang dan juga porak porandanya peradaban pada saat di jajah, karena para penjajah membawa misionaris keagamaan. 

Bulan ini mengingatkan kita untuk bermuhasabah, berintrospeksi diri. 

Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ, وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

Artinya: “Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Swt.” (HR Tirmidzi.”).

Jika Bangsa kita ingin sukses, maka sudah seharusnya kita mengintrospeksi diri bagaimana perjuangan para ulama terdahulu beserta para santrinya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. 

Tidak hanya raga yang mereka korbankan, akan tetapi jiwa, tenaga, pikiran, semua mereka kerahkan demi merdekanya Bangsa Kita ini. 

Organisasi besar di indonesia seperti NU Dan Muhammadiyah juga mengobarkan para ulamanya, padahal mereka ulama-ulama hebat yang hapal Al-Qur’an, hapal hadits, hapal kitab kitab besar yang bersanad, mereka wafat syahid demi kemerdekaan indonesia.

Kini kitalah yang menikmati hasil perjuangan keras selama 350 fahun atau 3,5 abad lamanya kita di jajah. 

Hadirin Rohimakumulloh

Sekarang alangkah indah dan enaknya hidup kita, tapi sayang sungguh sayang masih ada orang masa kini tinggal menikmati kemerdekaan dan setiap peringatan Proklamasi kita kumandangkan lagu kebangsaan  Indonesia Raya dan bunyi Pancasila serta teks Proklamasi ada yang tidak hapal.

Bahkan ada yang tidak mau mengangkat tangannya saat pengibaran bendera Merah Putih.

Berarti nilai nilai kecintaan pada NKRI sudah mulai luntur, yang lebih parah lagi dirumah kita tidak memiliki sehelai kain merah putih sebagai bendera.

Hal ini membuktikan hati kita tidak terpatri menghargai ulama pejuang kemerdekaan. 

1 2Laman berikutnya
Lihat Semuanya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker