Ahmad Alfajri – Bolehkah Memegang Alquran Dengan Tangan Kiri
Al-Quran adalah Kitab Suci umat Islam dan merupakan Mukjizat terbesar Nabi Muhammad. Tentunya, ada ketentuan ketentuan khusus bagi umat Islam saat memegang Al-Quran. Ada peraturan yang tidak boleh dilanggar dan harus dipatuhi seperti tidak boleh memegang Al-Quran saat tidak suci.
Permasalah sekarang adalah bagaimana hukumnya memegang, mengambil dan membawa al Qur’an menggunakan tangan kiri?. Untuk menjawab problema ini, marilah kita simak sebuah Hadis Nabi yang terdapat dalam Sunan Imam Nasai nomor 5059:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ التَّيَامُنَ، يَأْخُذُ بِيَمِينِهِ، وَيُعْطِي بِيَمِينِهِ، وَيُحِبُّ التَّيَمُّنَ فِي جَمِيعِ أُمُورِهِ
Dari Aisyah: “Rasulullah suka memulai melakukan sesuatu dengan yang kanan, beliau mengambil dengan tangan kanan, memberi dengan tangan kanan, dan suka memulai dengan yang kanan dalam segala perkara
Komentar Imam Nawawi
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim Jilid ke 14 pada halaman 74-75 menjelaskan:
أما فقه الأحاديث ففيه ثلاث مسائل أحدها يستحب البداءة باليمنى في كل ما كان من باب التكريم والزينة والنطافة ونحو ذلك كلبس النعل والخف والمداس والسراويل والكم وحلق الرأس وترجيله وقص الشارب ونتف الإبط والسواك والاكتحال وتقليم الأظفار والوضوء والغسل والتيمم ودخول المسجد والخروج من الخلاء ودفع الصدقة وغيرها من أنواع الدفع الحسنة وتناول الأشياء الحسنة ونحو ذلك الثانية يستحب البداءة باليسار فى كل ماهو ضد السابق في المسألة الأولى فمن ذلك خلع النعل والخف والمداس والسراويل والكم والخروج من المسجد ودخول الخلاء والاستنجاء وتناول أحجار الاستنجاء ومس الذكر والامتخاط والاستنثار وتعاطى المستقذارات وأشباهها
Dalam teks Arab diatas, Imam Nawawi menerangkan pemahaman Hadis tentang Nabi suka memulai sesuatu dengan tangan kanan. Imam Nawawi menegaskan bahwa ada kesepakatan para ulama tentang segala sesuatu yang masuk dalam kategori kemuliaan, perhiasan, kebersihan dan hal-hal baik lainnya seperti memakai sepatu, memangkas rambut, memotong kuku, wudhu, masuk masjid, memberikan sedekah dan hal-hal lainnya adalah disunatkan dimulai dari bagian kanan.
Sedangkan hal-hal yang masuk dalam kategori tidak baik atau kotor maka disunatkan mendahulukan bagian kiri seperti membuka sandal dan celana, keluar dari masjid, masuk ke WC dan lain sebagainya.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan Al-Quran akan menjadi mulia. Menghafal Al-Quran adalah sebuah kemuliaan dan membaca Al-Quran juga sangatlah mulia. Begitu juga dengan memegang Al-Quran adalah termasuk dalam hal yang mulia. Otomatis, Memegang Al-Quran adalah harus menggunakan tangan kanan.
Baca Juga : Hukum Memakai Cadar dalam Islam
Baca Juga : Dalil Perayaan Maulid Nabi
Fatwa Imam Ghazali
Imam Ghazali dalam Kitab Faidhul Qadir pada jilid ke 6, halaman 311 menfatwakan sebuah hukum, yaitu:
قال الغزالي: على العبد شكر النعمة في جميع أفعاله فمن استنجى بيمينه أو مس بها فرجه فقد كفر نعمة اليدين لأن الله تعالى خلقهما وجعل إحداهما أقوى من الأخرى فاستحقت الأقوى بمزيد رجحانها للتشريف والتفضيل وتفضيل الناقص عدول به عن العدل والله لا يأمر إلا بالعدل والأعمال بعضها شريف كأخذ المصحف وبعضها خسيس كإزالة الخبث فإذا أخذت المصحف باليسار وأزلت الخبث أو مسست الفرج باليمين فقد خصصت الشريف بالخسيس فنقصته حقه وظلمته
Imam Ghazali menfatwakan bahwa salah satu cara bersyukur pada nikmat yang telah diberikan oleh Allah yakni dua tangan adalah menggunakan tangan kanan untuk hal-hal yang baik, seperti mengambil mushaf al-Qur’an. Allah menciptakan tangan kanan lebih kuat dibandingkan tangan kiri. Oleh sebab itu, tangan kanan lebih mulia dari tangan kiri.
Jika ada orang yang mengambil mushaf dengan tangan kiri maka berarti dia telah melakukan tiga kesalahan sekaligus. Pertama menempatkan sesuatu yang mulia pada sesuatu yang rendah. Kedua, Telah mengurangi hak kemuliaan Al-Quran. Ketiga, Telah menzalimi Al-Quran.
Dari penjelasan Imam Ghazali dapat dipahami bahwa memegang Al-Quran dengan tangan kiri termasuk dalam kategori tidak mensyukuri Nikmat alis kufur nikmat. Dalam Ayat, Allah menegaskan bahwa jika kufur pada nikmat maka balasannya adalah azab yang pedih.
4 Comments